Jumat, 27/04/2018
Jumat, 27/04/2018
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Unikarta, Toni Nurhadi
Jumat, 27/04/2018
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Unikarta, Toni Nurhadi
KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Debat publik perdana calon gubernur dan wakil gubernur Kaltim yang berlangsung Rabu (25/4) lalu, dinilai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Unikarta, Toni Nurhadi biasa-biasa saja. Masing-masing paslon dinilai sungkan untuk 'menyerang'.
“Debat biasa saja, karena antara mereka saling sungkan, karena rata-rata calon gubernur berlatar belakang mantan wali kota dan bupati, jagi ngak enak kalau saling bongkar saat masih menjabat kepala daerah dulu,” jelas Toni kepada korankaltim.com, Jumat (27/4).
Toni menyebutkan, dari paparan masing-masing paslon, paslon nomor 1 Andi Sofyan Hasdam-Rizal Effendi dan paslon nomor 4 Rusmadi-Safaruddin lebih banyak bermain data. Sementara paslon nomor urut 3, Isran Noor-Hadi Mulyadi mengeluarkan bahasa yang lugas dan tegas. Cara ini ia nilai lebih mengena ke masyarakat.
Sedangkan paslon nomor urut 2, Syaharie Jaang-Awang Ferdian Hidayat dinilai belum menunjukkan penempilan yang luar biasa.
“Meski terkesan suasana yang cair, pasangan Isran-Hadi lebih lugas, karena menyinggung antrenn bensin di SPBU yang ada di Kaltim, serta listrik yang masih sering mati. Ini isu strategis yang lebih mengena ke rakyat,” paparnya.
Toni memprediksi debat sesi 2 pada 9 Mei mendatang juga akan tetap biasa-biasa saja, karena dari debat perdana kemarin, karakter paslon sudah terlihat.
“Untung semua calon punya kesepahaman, bahwa ekonomi Kaltim sedang menurun drastis, dan diharuskan transformasi dari fokus terhadap pengerukan sumber daya alam berubah ke peningkatan sumber daya manusia (SDM),” jelasnya. (*)
Penulis : Andriansjah
Editor : Supiansyah
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.