Senin, 27/01/2020
Senin, 27/01/2020
Novita Ikasari
Senin, 27/01/2020
Novita Ikasari
KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Bakal Calon Bupati Kukar Novita Ikasari menawarkan dua solusi agar 7.000-an honorer tidak menjadi pengangguran.
Pertama, memperkerjakan eks-honorer ke perusahaan atau investor yang bekerjasama dengan Pemkab Kukar untuk melanjutkan pembangunan di berbagai sektor.
Menurutnya, masih banyak sektor yang perlu dikembangkan dan tidak melulu bergantung pada sektor ekstraktif seperti migas dan barubara.
Misalnya, pengembangan di sektor industri kreatif yang menurutnya dapat menyerap banyak tenaga kerja lokal.
"Setiap visi-misi yang saya kembangkan, selalu saya sebut ekonomi kreatif. Karena industri ekstraktif itu akan habis, tidak sustainable. Mengeksplor lahan kemudian dibiarkan morat-marit dan jadi warisan tak baik bagi anak cucu di Kukar. Kalau lahan itu dibangunkan sektor ekonomi kreatif, akan terus berkesinambungan dan menyerap banyak tenaga kerja," kata perempuan berlatar belakang pengusaha itu kepada Korankaltim.com, Minggu (26/1/2020) malam.
Jikapun honorer itu tetap dipekerjakan di pemerintahan, lanjutnya, maka kemungkinan akan ada regulasi pengangkatan honorer menjadi PPPK.
Namun, ini tetap mengedepankan skill dan kompetensi.
Masalahnya, kata Novita, tidak pernah dia melihat pembinaan berkaitan dengan peningkatan kompetensi dan keahlian para honorer selama ini. Sehingga memperkerjakan honorer tanpa skill pun dirasa kurang efektif.
Terlebih lagi, Kukar menjadi bagian dari ibu kota negara baru, nantinya. Persaingan tenaga kerja lokal maupun luar akan sangat ketat, dan Kukar lah yang akan sangat bersentuhan dengan persaingan itu.
Jadi, solusi kedua yang dia tawarkan adalah membentuk suatu badan khusus pengembangan SDM agar para honorer ini menjadi ahli dan berkompetensi. "Jadi bukan sebagai pekerja kasar atau pesuruh, tapi mereka punya skill yang lebih dari itu, karena mereka akan bersaing dengan tenaga kerja luar," sebutnya.
Soal kompetensi, sangat penting bagi setiap orang karena tidak harus bekerja di pemerintahan. Bagi Novita, kualitas SDM ini sumber kekayaan hakiki.
"Contoh Singapura, SDA-nya enggak ada sama sekali. Tapi mereka sangat menghargai SDM, itu menghasilkan APBN yang besar karena inovasi dan kreasi. Banyak sekali yang bisa dikembangkan dengan mengelola SDM dengan bijak," pungkasnya.
Penulis: Reza Fahlevi
Editor: M.Huldi
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.