Senin, 06/05/2024
Senin, 06/05/2024
Tim Penyelam Basarnas Samarinda saat melakukan upaya pencarian salah satu anak yang tenggelam di eks lubang tambang, Minggu (5/5/2024) kemarin. (Foto:Istimewa)
Senin, 06/05/2024
Tim Penyelam Basarnas Samarinda saat melakukan upaya pencarian salah satu anak yang tenggelam di eks lubang tambang, Minggu (5/5/2024) kemarin. (Foto:Istimewa)
Penulis: Nancy
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Aparat kepolisian langsung melakukan penyelidikan terkait kematian kakak beradik di eks lubang tambang Jalan Flamboyan RT 9, Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda pada Minggu (5/5/2024) siang kemarin.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli melalui Kasat Reskrim Kompol Ferry Putra Samudra dikonfirmasi Korankaltim.com Senin (6/5/2024) hari ini menjelaskan hal tersebut "Kami cek lokasi dulu dan nantinya akan memanggil pemilik IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang sudah mati," jelas Ferry.
Saat ini sudah dua orang yang diminta keterangan sebagai saksi untuk mengetahui kronologis kejadian. "Kalau sementara ini masih dua orang, keduanya warga sekitar," singkatnya.
Diberitakan sebelumnya, kakak-beradik yaitu Rindu Permatasari yang berusia 12 tahun dan adiknya M Raihan yang berusia 9 tahun datang ke lokasi eks bekas lubang tambang di Jalan Flamboyan RT Sungai Kunjang bersama sepupu mereka Minggu (5/5/2024) siang kemarin sekitar pukul 12.30 WITA.
Saat Rindu dan Raihan berenang keduanya tenggelam, sementara sepupumereka berhasil diselamatkan warga sekitar. Agus, warga sekitar menjelaskan kalau anak-anak kerap berenang di lokasi tersebut yang juga digunakan warga untuk memancing.
"Memang sering anak-anak berenang disini, ada juga warga yang suka mancing. Dulu itu ada plang larangan, tetapi sudah tidak ada lagi," ungkap Agus.
Saat mendengar ada informasi anak tenggelam Agus langsung menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). "Saya langsung kesana, ternyata benar. Waktu kejadian yang ditemukan duluan yang laki-laki, saya ikut membantu angkat ke atas, mulutnya sudah mengeluarkan busa, setelah itu yang perempuan ditemukan. Jenazah mereka langsung dibawa ke RS IA Moeis," papar Agus.
Kematian Rindu dan Raihan menambah panjang daftar kematian akibat lubang tambang. Berdasarkan data dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim sejak 2011 hingga sekarang sudah ada 47 orang yang meninggal dunia di lubang galian tambang batu bara dan rata-rata merupakan anak-anak.
Editor: Aspian Nur
Senin, 06/05/2024
Tim Penyelam Basarnas Samarinda saat melakukan upaya pencarian salah satu anak yang tenggelam di eks lubang tambang, Minggu (5/5/2024) kemarin. (Foto:Istimewa)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.