SAMARINDA - Tidak ada anggaran untuk perawatan semua jembatan di Samarinda tahun ini. Selain terbatasnya anggaran, perawatan jembatan dilakukan selang beberapa tahun sekali. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Hero Mardanus beberapa waktu lalu. Katanya sebagian besar jembatan di Kota Tepian mengalami nasib demikian. Tak melulu karena anggaran, namun pengawasan jembatan tidak bisa dilakukan setiap tahun. Kalau pun nantinya ditemukan kendala atau kerusakan, pihaknya akan mengecek dulu. Sebab kata Hero, perawatan jembatan cakupannya cukup banyak. Mulai dari jalan, konstruksi, dekorasi, penerangan dan sebagainya.

“Apa dulu. Kalau jembatan biasanya paling banyak menyangkut jalan. Kalau jalan bisa diperbaiki, kami ada anggarannya untuk itu,” ujar Hero.

Namun jika berkaitan dengan konstruksi, anggaran baru bisa diupayakan tahun depan. Sebagai contoh Jembatan Mahkota II yang sudah rampung dan beroperasi sejak tahun lalu. Menurut Hero anggaran perawatan tidak langsung turun saat itu juga. Kemungkinan besar anggaran perawatan Jembatan Mahkota II baru akan diusulkan tahun depan. “Ini kan baru selesai semua. Jadi mungkin tahun depan baru dianggarkan,” tukasnya.

Pihaknya pun membantah adanya kerusakan di semua jembatan yang menjadi tanggungan pemkot. Kalau pun ada, PUPR pasti akan mengecek ke lapangan terlebih dahulu untuk mengdeintifikasi tingka kerusakan. 

“Nanti dicek kembali konstruksi kalau ada kerusakan dan sebagainya. Kalau ternyata ada baru bisa dianggarkan,” sambung Hero. Tak Cuma itu, Hero pun membantah pemerintah sengaja menghilangkan biaya perawatan karena belum adanya kerusakan. “Enggak dihilangkan kok,” tandasnya.

Taufik Reynaldi, Konsultan Pengawas Jembatan Mahkota II menjelaskan mekansime perawatan, termasuk usulan anggarannya. Biasanya perawatan dilakukan setelah setahun jembatan resmi dilintasi. Berkaca pada mahkota II, maka anggaran perawatan bisa diusulkan tahun ini. Soal kocek yang mesti dikeluarkan, ia tidak bisa memastikan. Karena menurutnya semua bergantung dari perbaikan yang dilakukan. 

“Tidak bisa kami hitung berapa besar pasti nilai perawatannya. Karena ada persentasenya,” terangnya.

Mengenai masa pemeliharaan jembatan, katanya, juga memiliki rentang waktu tertentu. Setelah tahun pertama, perbaikan dilanjutkan kembali dua tahun berikutnya. Selepas itu, per 5 tahun baru jembatan mendapat pemeliharaan kembali. 

“Tetapi makin lama angka perawatan akan makin besar. Pastinya tetap dilihat lagi kondisi komponen jembatan yang perlu mendapat perbaikan,” urainya. (rs)