Selasa, 18/07/2017
Selasa, 18/07/2017
KARUNG PASIR: Walikota Samarinda Syaharie Jaang menunjuk tumpukan karung pasir yang ditemukan di dalam drainase di kawasan flyover Air Hitam yang diduga menjadi salah satu penyebab tergenangnya kawasan itu selama ini.
Selasa, 18/07/2017
KARUNG PASIR: Walikota Samarinda Syaharie Jaang menunjuk tumpukan karung pasir yang ditemukan di dalam drainase di kawasan flyover Air Hitam yang diduga menjadi salah satu penyebab tergenangnya kawasan itu selama ini.
SAMARINDA - Sejak dibukanya jembatan layang atau flyover Air Hitam pada 2016 lalu, kawasan Jalan Juanda kini menjadi kawasan langganan banjir. Padahal daerah ini sebelumnya tidak pernah terkena dampak banjir. Berbagai celetukan warga mucul di media sosial, tak jarang ada yang menggunjing dan berstigma negatif karena menganggap pembangunan flyover menjadi pemicu banjir di kawasan simpang empat Kelurahan Air Hitam (Jalan AW Syahrani-Kadrie Oening-Juanda-Letjen Suprapto).
Namun belum lama ini tim hantu banyu dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda menemukan ada 200 lebih karung berisi pasir dan bebatuan serta 1,5 ret kayu sisa proyek pembuatan gorong gorong. Menindaklanjuti hal ini Senin (17/7) Walikota Syaharie Jaang langsung meninjau drainase tersebut tepatnya dari segmen Jalan Juanda.
“Begitu dapat informasi ada temuan 200 karung itu saya langsung telpon Pak Hero (Kepala Dinas PUPR), karena ini masalah serius. Karena ini tanggung jawab kontraktor yang bikin gorong-gorong kenapa bisa lalai, jangan sampai sudah enak mendapatkan uang walikota yang disumpahi orang,” cecar Jaang.
Tak hanya itu, orang nomor satu di Samarinda ini juga menyinggung pengawas proyek yang dianggap tidak displin menjalankan tugasnya.
Ia pun meminta kepada Dinas PUPR untuk segera memberikan peringatan tertulis kepada kontraktor proyek yang telah lalai menuntaskan pekerjaannya.
“Memang dalam pengerjaan gorong-gorong itu diperlukan karung pasir untuk membendung saat pengerjaan pengecoran. Tapi kalau sudah selesai harusnya diangkat, kalau seperti ini kan pekerjanya lalai sudah lama dibiarkan akhirnya tertimbun. Makanya saya minta Pak Hero nanti langsung berikan surat peringatan, kalau perlu saya yang tanda tangan langsung,” urai Jaang.
Tak hanya itu, ia juga meminta kepada Dinas PUPR untuk mengecek kembali pengerjaan drainase-drainase lainnya agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali.
“Jangan sampai yang kita tahu pengerjaanya sudah selesai dan rapi dipermukaan namun ujungnya ada pengerjaan didalamnya yang tidak benar, ini kan termasuk tidak bertanggung jawab mau seenaknya saja tanpa membersihkan sisa pengerjaan. Ini bukan persoalan biaya tapi bayangkan saja berapa kerugian masyarakat yang tidak bisa dihitung saat terjadi banjir di kawasan ini,” tuturnya.
Setelah ada pembersihan dari tim hantu banyu, Jaang pun mengakui genangan banjir sudah berkurang, kecuali di beberapa tempat yang perlu peninjauan lebih lanjut untuk menemukan titik penyeberangan air.
“Tadi malam tidak banjir. Tinggal yang di depan bakso Awang Long saja masih ada air yang sangat serius. Nanti akan dicari titik cross (penyeberanga) nya,” pungkas Jaang. (ms)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.