Selasa, 06/06/2017
Selasa, 06/06/2017
DIMAKAMKAN: Proses pemakaman dihadiri kerabat, kolega dan warga yang mengenal baik.
Selasa, 06/06/2017
DIMAKAMKAN: Proses pemakaman dihadiri kerabat, kolega dan warga yang mengenal baik.
SAMARINDA – Kabar duka kembali datang dari salah satu kader Partai Pohon Beringin. Suharna yang dianggap sebagai perwakilan guru merupakan salah satu anggota dari Komisi IV tutup usia pada Senin (5/6) kemarin.
“Saya baru kenal almarhum tiga tahun dan kami sering ngobrol. Sempat terkejut dan tidak menyangka beliau kini sudah berpulang ke rahmatullah,” kata Ketua Komisi IV, Sri Puji Astuti.
Puji pun sempat membincangkan persoaan keluhan Suharna yang diketahui menderita diabetes. Namun ia baru saja mengatahui hal ini, sebab Puji diketahui memiliki latar belakang dokter.
“Padahal beliau itu orang yang sabar dan rajin bahkan selalu kantor hanya untuk mengecek surat masuk,” terang Puji.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh anggota Komisi IV lainnya, Laila Fatihah.
“Saya terakhir bersama almarhum ketika acara paripurna LKPj wali kota lalu. Padahal setelah itu kami ada kunjungan pansus KTR (Kawasan Tanpa Rokok) namun beliau tidak ikut karena nyeri pinggang. Padahal yang saya kenal almarhum itu sangat humoris dan low profile, santai dan tidak pernah marah, bahkan sempat kami rayakan hari ulang tahunnya,” tutur politisi PPP ini.
Lainnya halnya dengan Ahmad Vanandza yang juga merupakan anggota Komisi IV dari Fraksi PDI Perjuangan yang mengaku perkenalannya dengan almarhum Suharna sangat membekas meskipun hanya setahun.
“Terakhir saya bersama beliau pada pertemuan Balegda akhir Mei lalu di Bogor. Padahal saya itu lagi dekat-dekatnya dengan beliau. Kami pun sedang bersiap untuk pemantauan bagi penerimaan peserta didik baru. Ya, namanya sudah takdir, kami semua pasti merasa kehilangan sosok humoris seperti Pak Suharna,” demikian Ahmad.
Sementara itu Wahid, anak dari almarhum mengungkapkan kejadian pagi kemarin, saat Suharna meminta pergi berurut dengan alasan sakit pinggang.
“Sudah pulang, bapak langsung istirahat sambil nonton lalu masuk kamar dan rebah disitu. Sampai akhirnya bapak menghembuskan nafas terakhir,” pungkas Wahid. (ms)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.