SAMARINDA – Hingga memasuki tahun 2017, kondisi anggaran kota Samarinda belum juga terlepas dari jeratan defisit anggaran. Bahkan menjelang akhir tahun ini, pendapatan yang berasal dari pajak maupun retribusi daerah belum juga mampu mengimbangi kebutuhan dari setiap kegiatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). 

Berdasarkan hasil pendataan realisasi pendapatan asli daerah (PAD) dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Samarinda hingga Juli lalu mencapai Rp226,73 miliar dari targetnya sebelumnya Rp524,68 miliar. Sehingga masih ada sisa Rp200 miliar lebih lagi hingga bisa mencapai target.

Sehingga hal inilah yang membuat dilema Tim Anggaran Pendapatan Daerah (TAPD) untuk merancang kegiatan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P). Hal ini diungkapkan oleh Ketua TAPD Sugeng Chairuddin.

“Saat ini kami tengah merancang beberapa kegiatan yang akan ditunda untuk diprioritaskan pada kegiatan banjir dan RTH (Ruang Terbuka Hijau),” ujar Sekretaris Kota.

Sehingga, beberapa OPD yang mengusulkan kegiatan selain untuk kegiatan banjir dan RTH hanya bisa berharap dari APBD murni 2018. Ia pun mengaku sudah ada kesepakatan dengan pihak Badan Anggaran (Banggar) DPRD Samarinda.

“Jadi bukan persoalan alot membahas dengan Banggar, tapi di dalam internal kami belum rampung membahas berbagai kegiatan yang harus dirasionalisasikan,” imbuhnya.  Sementara itu anggota tim Banggar dari anggota Komisi III Jasno mengatakan hal serupa dengan Sugeng.

“Bukan alot. Ini kami sudah sepakat dengan TAPD hanya tinggal menyelaraskan saja serta menunggu pandangan akhir dan pandangan umum dari setiap fraksi. Paling tidak kami targetkan September nanti sudah bisa mengesahkan APBD-P,” tuntas jasno. (ms)