Sabtu, 09/09/2017
Sabtu, 09/09/2017
AKSI DAMAI: Ratusan warga menggelar aksi damai memprotes tindakan tentara Myanmar terhadap umat Muslim Rohingya. Pada kesempatan itu mereka juga melakukan penggalangan dana untuk disumbangkan. (FOTO: SARDIMAN/KK)
Sabtu, 09/09/2017
AKSI DAMAI: Ratusan warga menggelar aksi damai memprotes tindakan tentara Myanmar terhadap umat Muslim Rohingya. Pada kesempatan itu mereka juga melakukan penggalangan dana untuk disumbangkan. (FOTO: SARDIMAN/KK)
SAMARINDA – Ratusan umat muslim di Samarinda mengikuti aksi damai sebagai bentuk solidaritas untuk Muslim Rohingya di Myanmar. Aksi damai tersebut berlangsung di depan Masjid Islamic Center Samarinda, Jalan Slamet Ryadi, Jumat (8/9). Para peserta aksi juga sempat mengelar shalat gaib.
“Shalat gaib kita lakukan untuk mendoakan umat muslim Rohingya yang dibantai oleh tentara Myanmar, agar mereka yang dibantai itu diberikan tempat yang mulia oleh Allah,” kata Ketua Aliansi Umat Islam Kaltim, Jufri Musa, ditemui di sela-sela aksi.
“Bagi (entnis rohingya) yang masih hidup, kita doakan agar Allah turunkan keselamatan buat mereka, agar mereka dilindungi,” lanjutnya.
Selain melakukan orasi, acara tersebut juga dilakukan aksi penggalangan dana. “Dana yang tertampung akan kita serahkan ke lembaga yang bertugas menyalurkan bantuan itu,” jelasnya.
Sementara itu, 100 aparat kepolisian diturunkan untuk pengamanan aksi tersebut.
“Aksi yang berlangsung hari ini adalah penggalangan dana. Ini aksi yang positif karena nanti hasilnya bisa lebih nyata, bantuan makanan dan pakaian terhadap mereka (Etnis Rohingya) yang tersingkirkan dari tanahnya,” kata Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Reza Arief Dewanto.
Ia berharap, warga tetap kondusif dan tidak memindahkan permasalahan yang ada di Myamar ke Samarinda. “Dalam menyikapi isu Rohingya ini, hendaknya kita lihat dari sisi positif, baik bertindak maupun bersikap dan berpendapat. Tidak ada yang tidak mengutuk perbuatan pemerintah di sana (Myanmar) terhadap masyarkatnya sendiri. Dengan perlakuan tidak berprikemanusiaan dan melangar HAM, kita pasti tidak ada yang setuju,” bebernya.
“Tapi jangan kita pindahkan permasalahan di Myanmar itu kesini. Yang terjadi di sana adalah perlakuan pemerintah Myanmar, tidak mewakili Agama apapun,” tandasnya.
Perwira polisi berpangkat melati 3 itu pun mengapresiasi cara-cara Umat Muslim di Samarinda dalam menyikapi isu Rohingya. “Sampai saat ini, saya berterima kasih karena masyaraka bisa menahan diri dan mengekspresikan keinginan mereka, simpati mereka dengan sangat positif. Tolong dijaga karena ini kebaikan kita semua, kita sedikit saja salah melangkah, ekonomi kita akan terpuruk karena keamanan kita terganggu,” demikian Reza. (dor)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.