Selasa, 03/10/2017
Selasa, 03/10/2017
Selasa, 03/10/2017
SAMARINDA - Prajurit di kawasan perbatasan RI-Malaysia yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas), selain menjalankan tugas pokok pengamanan wilayah NKRI juga merangkap sebagai guru guna membantu sekolah setempat.
“Rangkap sebagai guru pada sekolah-sekolah di perbatasan merupakan bentuk bantuan yang diberikan jika sekolah setempat kekurangan guru. Jadi, ini bukan mengambil alih, tapi membantu sekolah yang minim guru,” ujar Komandan Korem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN) Brigjen TNI Irham Waroihan.
Bukan rahasia bahwa jumlah guru di daerah terpencil dan kawasan perbatasan sangat minim, karena pada umumnya pegawai termasuk guru akan pindah setelah ditempatkan di perbatasan, sehingga jumlah guru yang banyak adalah di perkotaan, sementara di perbatasan menjadi kekurangan tenaga pendidik dan kependidikan.
Ketika mempercayakan prajurit untuk membantu sekolah mendidik di bidang mata pelajaran tertentu, pihaknya tentu tidak langsung tunjuk karena cara seperti itu jelas tidak tepat, namun prajurit yang dipercaya menjadi guru adalah prajurit yang sebelumnya telah mendapat pelatihan tentang teknik mendidik siswa oleh orang yang ahli di bidangnya.
Memang, lanjut Irham, tidak semua anggota yang ditugaskan di perbatasan bisa menjadi guru di sekolah tingkat dasar dan sekolah menengah pertama, karena masing-masing anggota memiliki keterampilan tertentu.
Untuk itu, dalam satu pos biasanya ada 5-6 anggota yang dinyatakan layak membantu sekolah dalam mendidik siswa jika di sekolah ada yang kekurangan guru. Sedangkan prajurit lainnya tetap membantu masyarakat perbatasan sesuai dengan keterampilan masing-masing.
Begitu pula dengan prajurit yang juga membantu masyarakat sebagai guru mengaji, maka prajurit tersebut tentu tidak sekedar bisa mengaji yang kemudian mengajarkan anak-anak di perbatasan, namun sebelumnya juga mendapat pelatihan.
“Salah satu contoh adalah di Batalyon Infanteri 621/Manuntung di Barabai, Kalimantan Selatan. Sebelum ditugaskan ke perbatasan, para prajurit mendapat perhatian pratugas di Kandangan mendapat pendalaman keterampilan tertentu, termasuk mengenalkan kultur dan budaya lokal, kemudian ada semacam penataran, mendapat sertifikat, baru diberangkatkan,” ujarnya. (ant)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.