Sabtu, 23/03/2019
Sabtu, 23/03/2019
Kawah Putih Ciwidey Paket Wisata Bandung
Sabtu, 23/03/2019
Kawah Putih Ciwidey Paket Wisata Bandung
Ini cerita tentang bagaimana gadis 21 tahun, yang punya riwayat mabuk darat dalam setiap perjalanannya akhirnya memberanikan diri untuk liburan sendirian. Bermula dari menghadiri acara kampus di Universitas Pasundan, Bandung Jawa Barat, akhirnya perjalanan tersebut menjadi perjalanan yang tak pernah terlupakan. Gimana enggak? Ini bener-bener perjalanan pertamaku sebagai Solo Traveler tanpa bantuan apapun selain jejaring sahabat-sahabat diluar kota.
Ini dimulai dari besarnya niatku mendapatkan tiket
murah tapi fasilitasnya harus cakep. Biasa, hasrat sombong besar, walau budget kali ini beneran pas-pasan.
Akhirnya aku mondari-mandir mencari tiket yang affordable. Usai sibuk mencari promo tiket pesawat murah diberbagai
situs perjalanan hingga ke agen travel. Pilihan saya tetap jatuh pada
Traveloka. Bukan mau meragukan situs
perjalanan wisata nomor satu tersebut, namun jiwa-jiwa penikmat diskon ini tak
sanggup menahan diri untuk mencari harga terbaik. Sayangnya, sudah
ngalor-ngidul, yang memang murah ya di Traveloka, (ngotot sih dikasih tahu teman)
Oke cukup sudah urusan
transportasi antar pulau ini ya.
Mungkin buat temen-temen yang baru pertama kali travelling sendirian kayak aku, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menulis semua alternatif transportasi yang memungkinkan buat dicoba. Perjalanan yang kuestimasikan selesai dalam waktu 12 hari ini, membutuhkan kurang lebih Rp 1 Juta saja. belum termasuk tiket pesawat dong tentunya.
Jadi kemudian aku membandingkan perjalanan menuju
Bandung dari Jakarta. Mana yang lebih murah, naik kereta atau naik bus. Selain
murah, efektif efisien juga harus benar-benar kita perhitungkan. Berkat hasil
tanya sana-sini dengan banyak orang, aku memutuskan untuk naik kereta dari Stasiun
Gambir menuju Stasiun Bandung. Selain karena waktu yang dibutuhkan jauh lebih
singkat, aku juga memanfaatkan kost teman yang lokasinya tidak jauh dari
Gambir. Ya! Naik ojek online masih bisa lah.
Sampai di Bandung, aku mengestimasikan untuk menambah
jadwalku 2 hari. Karena acara kampus di Universitas Pasundan berlangsung selama
4 hari. Sehingga 2 hariku aku pergunakan dengan sebaik-baiknya. Selama 4 hari,
seluruh akomodasiku ditanggung oleh pantitia penyelenggara, sedang sisanya jadi
tanggungan pribadiku.
Mungkin tak patut dicontoh, tapi mujarab sebenarnya.
Aku memilih penginapan seharga Rp 80 Ribu dengan fasilitas kamar mandi luar
serta tanpa AC. Kenapa? Karena Bandung sudah dingin, Sister. Jangan hamburkan uangmu untuk hal-hal seperti penginapan mahal.
Penginapan harus murah semurah-murahnya. Kenapa?
Karena aku cenderung menggunakan penginapan untuk sekedar menitipkan barang.
Tidur sebatas beberapa jam saja. Tentunya dengan waktu selama 2 hari, aku harus
totalitas mengeksplor Bandung.
Lalu bagaimana aku menghabiskan waktu di Bandung?
Sebenarnya Bandung bukan tujuan utamaku. Aku menjadikan Yogyakarta sebagai
destinasi utamaku. Sehingga selama di Bandung aku hanya sibuk bersafari
dicoffeeshop dengan teman-temanku. Saat malam makin larut, kami biasanya
mengemper dijalanan Braga. Syahdu.
Setelah 2 hari di Bandung, aku berkemas menuju stasiun kereta untuk perjalanan menuju Yogyakarta. Masih memanfaatkan aplikasi Traveloka, e-Ticket mendarat di email dengan aman. Tanpa perlu ada potensi ketinggalan tiket.
Mengingat bahwa perjalanan Bandung – Yogyakarta
menelan waktu selama kurang lebih 8 jam. Aku memutuskan untuk mengkhianati
dompet dengan membeli tiket kelas Bisnis. Dengan baiaya sekutar Rp 200 Ribu aku
duduk santai dikursiku. Tuhan member rezeki lebih, bangku sebelahku kosong tak
berpenghuni. Sehingga akhirnya aku bisa melurukan kakiku. Terimakasih Tuhan!!
Sampai di Yogyakarta aku memesan taksi online yang
mengantarkanku ke kost temanku. Lagi-lagi ini cara paling efektif menekan biaya
liburanmu wahai anak muda. Aku tidak perlu mengalokasikan dana berlebih untuk
penginapan dan transportasi.
Lalu bagaimana kalau kita tidak punya kenalan
disana?
Didunia yang serba canggih ini, segala jenis pilihan
penginapan tentunya ada diujung jarimu. Bagaimana agar benar-benar menemukan
penawaran terbaik? Jangan malas untuk menulis. Harus rajin membandingkan,
dengan menggunakan aplikasi A, hotel X membutuhkan biaya sekian. Lalu dilihat
bila menggunakan aplikasi B hotel yang sama butuh biaya berapa?
Untuk melakukan perjalanan yang sifatnya sendirian
kayak yang saya lakukan. Mengontrol pengeluarkan tentunya terasa lebih mudah.
Ego yang harus kita cukupi hanyalah ego kita sendiri. Kita bisa menentukan mau
menginap di penginapan kelas apa, tanpa harus sibuk berunding dengan partner
kita.
Jadi suka tak suka, selain penginapan dan akomodais
lainnya, rekan liburan kita juga menjadi faktor penentu bagaimana kita
menghabiskan uang kita.
Selama berlibur, kita juga jangan terlalu gemar
menjadi orang baik. Memikirkan oleh-oleh untuk seluruh keluarga, tetangga
hingga satu kecamatan. Selain karena menguras dana liburanmu, juga tentunya
menyusahkanmu dalam membawanya kembali keota asalmu.
Prinsip liburan terbaikku adalah pelit terhadap diri sendiri. Memang tak rasional, tapi itu satu-satunya cara agar setelah kembali kekota asal hidup kita tak melarat-melarat banget.
Sebagai seseorang yang hobi Travelling, tujuan selanjutnya adalah negara jepang. Sebagai negara yang memiliki 4 musim, semakin membuat rasa penasaran saya untuk mengexplore negara dengan kemajuan teknologi sangat pesat tersebut. Lagi - lagi paket liburan ke jepang nanti tetap ku percayakan kepada Traveloka.
Salah satu destinasi yang wajib di kunjungi saat ke jepang, adalah Gunung Fuji.
See you!! Have a nice trip, treat your self as it deserve.
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.