Rabu, 21/06/2017
Rabu, 21/06/2017
WALIKOTA Rizal Effendi dan jajarannya berdialog bersama dengan calon pemudik tujuan Makassar, di Pelabuhan Semayang, kemarin.
Rabu, 21/06/2017
WALIKOTA Rizal Effendi dan jajarannya berdialog bersama dengan calon pemudik tujuan Makassar, di Pelabuhan Semayang, kemarin.
BALIKPAPAN - Puluhan pemudik terlantar di Pelabuhan Semayang, hingga Selasa (20/6) kemarin. Mereka berasal dari Sangkulirang, Kutai Timur dan kabupaten lainnya, untuk bepergian ke Makassar dan Parepare, Sulawesi Selatan.
Wali Kota Rizal Effendi dan jajarannya, menemui 23 pemudik yang terlantar itu, di sela peninjauan mereka terkait arus mudik di Pelabuhan Semayang.
“Saya sudah cari-cari belum ada juga tiketnya. Mau ke Flores, Labuan Bajo. Tapi tidak apa-apa ke Makassar dulu. Ada 7 orang saya bersama anak-anak saya,” kata Evi, didamping suaminya Iro, di tengah dialog dia bersama dengan Rizal Effendi, Kapolres Balikpapan AKBP Jeffri Dian Juniarta dan lainnya.
Tiga hari mereka terlantar, lantaran tidak kebagian tiket. Ongkos yang mereka keluarkan untuk menginap di pelabuhan semakin bertambah, lantaran tarif Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) yang tergolong mahal.
“Makan di sini Rp10 ribu, habis sudah uang. Mandi dan buang air kecil saja di sini bayar. Kencing bayar Rp10 ribu di WC Umum. Ada orang yang jaga,” ujar Evi.
Rizal Effendi angkat bicara. Dia meminta Pelindo, dan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) memberikan kemudahan tiket kepulangan mereka.
“Tadi, Pelni sudah jamin akan diangkut. Mereka ini kan tiketnya online. Nanti, dilihat mana yang kosong, segera diisi. Tapi dijamin, mereka akan bisa berangkat. Mulai besok (hari ini),” kata Rizal
Petugas jaga menampik mahalnya tarif WC Umum di area pelabuhan. Besarannya tidak seperti yang dikeluhkan oleh Evi. “Tidak kok Pak, cuma Rp2.000. Kalau mandi, memang Rp5.000 karena banyak pakai air,” kata petugas itu saat ditemui Rizal dan rombongan.
Rizal meminta, agar toilet mobile atau toilet bergerak segera ditambah. “Tadi sudah diperbaiki, WC tidak mahal. Pak Kapolres sudah perintahkan Kapolsek, untuk ikut mengawasi. Terkadang juga dimanfaatkan oknum petugas, jadi pimpinan tidak tahu,” sebut Rizal.
“Jadi kita saling kordinasi bukan cari kesalahan. Kita berikan kenyamanan bagi saudara-saudara kita mudik, jangan dipalak, jangan dipungli. Mereka sangat tersiksa sudah berhari-hari nunggu di sini,” sebut Rizal.
Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota Rahmad Mas’ud sempat mengingatkan calon penumpang yang akan berangkat ke Surabaya dan Makassar. “Ibu, kalau bisa selama perjalanan mudik, kalung, cincin tidak dipakai ya,” demikian Rahmad. (din)
WALIKOTA Rizal Effendi dan jajarannya berdialog bersama dengan calon pemudik tujuan Makassar, di Pelabuhan Semayang, kemarin.
BALIKPAPAN - Puluhan pemudik terlantar di Pelabuhan Semayang, hingga Selasa (20/6) kemarin. Mereka berasal dari Sangkulirang, Kutai Timur dan kabupaten lainnya, untuk bepergian ke Makassar dan Parepare, Sulawesi Selatan.
Wali Kota Rizal Effendi dan jajarannya, menemui 23 pemudik yang terlantar itu, di sela peninjauan mereka terkait arus mudik di Pelabuhan Semayang.
“Saya sudah cari-cari belum ada juga tiketnya. Mau ke Flores, Labuan Bajo. Tapi tidak apa-apa ke Makassar dulu. Ada 7 orang saya bersama anak-anak saya,” kata Evi, didamping suaminya Iro, di tengah dialog dia bersama dengan Rizal Effendi, Kapolres Balikpapan AKBP Jeffri Dian Juniarta dan lainnya.
Tiga hari mereka terlantar, lantaran tidak kebagian tiket. Ongkos yang mereka keluarkan untuk menginap di pelabuhan semakin bertambah, lantaran tarif Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) yang tergolong mahal.
“Makan di sini Rp10 ribu, habis sudah uang. Mandi dan buang air kecil saja di sini bayar. Kencing bayar Rp10 ribu di WC Umum. Ada orang yang jaga,” ujar Evi.
Rizal Effendi angkat bicara. Dia meminta Pelindo, dan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) memberikan kemudahan tiket kepulangan mereka.
“Tadi, Pelni sudah jamin akan diangkut. Mereka ini kan tiketnya online. Nanti, dilihat mana yang kosong, segera diisi. Tapi dijamin, mereka akan bisa berangkat. Mulai besok (hari ini),” kata Rizal
Petugas jaga menampik mahalnya tarif WC Umum di area pelabuhan. Besarannya tidak seperti yang dikeluhkan oleh Evi. “Tidak kok Pak, cuma Rp2.000. Kalau mandi, memang Rp5.000 karena banyak pakai air,” kata petugas itu saat ditemui Rizal dan rombongan.
Rizal meminta, agar toilet mobile atau toilet bergerak segera ditambah. “Tadi sudah diperbaiki, WC tidak mahal. Pak Kapolres sudah perintahkan Kapolsek, untuk ikut mengawasi. Terkadang juga dimanfaatkan oknum petugas, jadi pimpinan tidak tahu,” sebut Rizal.
“Jadi kita saling kordinasi bukan cari kesalahan. Kita berikan kenyamanan bagi saudara-saudara kita mudik, jangan dipalak, jangan dipungli. Mereka sangat tersiksa sudah berhari-hari nunggu di sini,” sebut Rizal.
Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota Rahmad Mas’ud sempat mengingatkan calon penumpang yang akan berangkat ke Surabaya dan Makassar. “Ibu, kalau bisa selama perjalanan mudik, kalung, cincin tidak dipakai ya,” demikian Rahmad. (din)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.