Selasa, 01/08/2017
Selasa, 01/08/2017
PERINGATAN Hari Keluarga Nasional di Gedung DOME, kemarin. (FOTO: AMIR/KK)
Selasa, 01/08/2017
PERINGATAN Hari Keluarga Nasional di Gedung DOME, kemarin. (FOTO: AMIR/KK)
BALIKPAPAN – Keluarga menjadi pintu pertama dimulainya revolusi mental, dengan cara menanamkan budi pekerti, karakter dan akhlak mulia kepada anak-anak.
Untuk menjadikan bangsa ini maju dan bisa bersaing dalam era globalisasi, revolusi mental menjadi keharusan dan ini sejalan dengan nawacita Presiden.
Kepala BKKBN RI Surya Chandra Surapaty mengatakan, melalui pembangunan karakter yang berkebangsaan, dan dimulai dari keluarga, maka terbentuk keluarga yang berkualitas.
“Dalam Harganas (Hari Keluarga Nasional) ke-24, kita bangun karankter bangsa melalui keluarga yang berketahanan dan Indonesia sejahtera. Keluarga menjadi wahana pertama dan utama, dalam pembangunan karakter bangsa. Pembentukan perilaku yang berbudi pekerti, memiliki semangat pantang menyerah, bergotong royong dimulai dari keluarga,” kata dia, dalam perayaan puncak Harganas tingkat provinsi Kaltim, di Gedung DOME, kemarin.
Dia mengatakan, keluarga memiliki arti yang sangat penting. Pembangunan yang dilakukan bukan hanya melulu fisik saja, melainkan membangun kualitas manusia Indonesia, sehingga mampu berkompetisi di dalam dan luar Indonesia. Menurutnya keluarga menjadi pilar utama dalam membangun sumber daya manusia.
“Pembentukan perilaku yang berbudi pekerti, suka bergotong royong, maka keluarga menjadi pilar utama,” tandasnya.
Pada kesempatan sama, Wali Kota Rizal Effendi mengulas bahwa tantangan yang dihadapi oleh keluarga, pada era modern adalah gaya hidup dan tingkat kesibukan orangtua, yang semakin meningkat.
“Tantangan ini harus kita hadapi, dengan membentengi keluarga, dan meningkatkan komunikasi dengan keluarga secara tatap muka. Tantangan yang dihadapi juga berupa teknologi yang canggih, yakni gadget juga dapat mempengaruhi keluarga, apabila tidak dibangun komunikasi yang baik dari keluarga,” kata Rizal.
“Karenanya kita harus bangun keluarga yang mampu mempertahankan dan mandiri,” ujarnya.
Dalam menyikapi perkembangan zaman dengan berbagai kompleksitas yang menjadi tantangan, diperlukan pembangunan keluarga yang berkualitas.
“Karena itu diperlukan ketahanan keluarga sehingga memiliki keluarga berkualitas. Jangan karena pengaruh teknologi, tapi pertemuan dengan keluarga berkurang. Karena bertatap muka dalam satu keluarga sangat penting,” demikian Rizal. (din)
PERINGATAN Hari Keluarga Nasional di Gedung DOME, kemarin. (FOTO: AMIR/KK)
BALIKPAPAN – Keluarga menjadi pintu pertama dimulainya revolusi mental, dengan cara menanamkan budi pekerti, karakter dan akhlak mulia kepada anak-anak.
Untuk menjadikan bangsa ini maju dan bisa bersaing dalam era globalisasi, revolusi mental menjadi keharusan dan ini sejalan dengan nawacita Presiden.
Kepala BKKBN RI Surya Chandra Surapaty mengatakan, melalui pembangunan karakter yang berkebangsaan, dan dimulai dari keluarga, maka terbentuk keluarga yang berkualitas.
“Dalam Harganas (Hari Keluarga Nasional) ke-24, kita bangun karankter bangsa melalui keluarga yang berketahanan dan Indonesia sejahtera. Keluarga menjadi wahana pertama dan utama, dalam pembangunan karakter bangsa. Pembentukan perilaku yang berbudi pekerti, memiliki semangat pantang menyerah, bergotong royong dimulai dari keluarga,” kata dia, dalam perayaan puncak Harganas tingkat provinsi Kaltim, di Gedung DOME, kemarin.
Dia mengatakan, keluarga memiliki arti yang sangat penting. Pembangunan yang dilakukan bukan hanya melulu fisik saja, melainkan membangun kualitas manusia Indonesia, sehingga mampu berkompetisi di dalam dan luar Indonesia. Menurutnya keluarga menjadi pilar utama dalam membangun sumber daya manusia.
“Pembentukan perilaku yang berbudi pekerti, suka bergotong royong, maka keluarga menjadi pilar utama,” tandasnya.
Pada kesempatan sama, Wali Kota Rizal Effendi mengulas bahwa tantangan yang dihadapi oleh keluarga, pada era modern adalah gaya hidup dan tingkat kesibukan orangtua, yang semakin meningkat.
“Tantangan ini harus kita hadapi, dengan membentengi keluarga, dan meningkatkan komunikasi dengan keluarga secara tatap muka. Tantangan yang dihadapi juga berupa teknologi yang canggih, yakni gadget juga dapat mempengaruhi keluarga, apabila tidak dibangun komunikasi yang baik dari keluarga,” kata Rizal.
“Karenanya kita harus bangun keluarga yang mampu mempertahankan dan mandiri,” ujarnya.
Dalam menyikapi perkembangan zaman dengan berbagai kompleksitas yang menjadi tantangan, diperlukan pembangunan keluarga yang berkualitas.
“Karena itu diperlukan ketahanan keluarga sehingga memiliki keluarga berkualitas. Jangan karena pengaruh teknologi, tapi pertemuan dengan keluarga berkurang. Karena bertatap muka dalam satu keluarga sangat penting,” demikian Rizal. (din)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.