Sabtu, 26/08/2017

Terlena di Era Keemasan Migas dan Tambang

Sabtu, 26/08/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Terlena di Era Keemasan Migas dan Tambang

Sabtu, 26/08/2017

BALIKPAPAN- Ketua PHRI Balikpapan Yulidar Gani menilai meski harga komoditas tambang perlahan mulai naik, namun diversifikasi ekonomi harus tetap dilakukan. Di Balikpapan, Gani berpendapat Kaltim masih bisa mengembangkan potensi pariwisata meskipun diakui terlambat.

“Kebanyakan yang datang bisnis trip bukan wisatawan murni. Kalaupun ada wisatawan angka kecil, dan itu ke pedalaman Sungai Mahakam. Penting sekarang, segera membangun obyek wisata seperti city tour, side tour sifanya bisa dinikmati pelancong sehinga bisa lama menikmati. Tadinya 2-3 bisnis trip bisa jadi seminggu dengan adanya city tour tadi,” kata Gani, kemarin.

Keterlambatan pembangunan obyek wisata di Kaltim termasuk Balikpapan, bukan berarti tidak bisa dikejar. “Karena itu, infrastruktur untuk tujuan wisata ya perbaikan harus segera dilakukan. Khusus daerah tujuan wisata yang menemui hambatan-hambatan harus segera diperbaiki,” terangnya.

Masih menurut Gani, persoalan anggaran menjadi penghambat perbaikan infrastruktur obyek wisata, lantaran pemerintah mengalami kesulitan sehingga dilematis. Terlena pada situasi nyaman ini dialami Kaltim karena berpangku pada sektor komoditas.

“Kita perihatin dengan situasi ini. Saya katakan kesalahan kita pada waktu enak-enaknya migas, kita lupa tidak perhatikan. Tapi saat kondisi migas dan tambang turun, baru kita sadar pariwisata harus ditingkatkan. Kan pariwisata itu adalah padat karya,” ungkapnya.

Dia berpendapat pembangunan infrastruktur sangat penting tapi harus pada kepentingan hajat orang banyak.

Menyinggung penurunan wisata dan perhotelan di Balikpapan dan Kaltim secara umum, Yulidar melihat terjadi pada 2015-2016 lalu yakni sejak turunnya pertambangan dan migas yang diwarnai adanya PHK ribuan karyawan. 

“Ini terasa bagi Kaltim, Samarinda dan Balikpapan. Penurunan 30-40 persen,” sebutnya.

Pihak asosiasi hotel menurutnya sudah melakukan terobosan seperti paket wisata dan tidak menaikan tarif hotel. Sehingga perlu disiaasati dengan pemberdayaan obyek wisata baru, yang menjadi andalan Kaltim , baik dalam kota maupun luar. 

“Saya pikir yang dalam kota juga penting, dan tidak bisa dianggap remeh untuk diberdayakan. Derawan, Maratua kan luar kota. Nah City Tour harus diberdayakan juga karena lama tinggal orang itu melalui City Tour dan Side Tour,” tutup Gani. (din)

Terlena di Era Keemasan Migas dan Tambang

Sabtu, 26/08/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.