Kamis, 28/12/2017

Bisnis Perhotelan Masih Lesu selama 2017

Kamis, 28/12/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Bisnis Perhotelan Masih Lesu selama 2017

Kamis, 28/12/2017

SAMARINDA-Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim mencatat hingga akhir tahun 2017, bisnis perhotelan di Bumi Etam belum meningkat signifikan. Sekjen PHRI Kaltim Zulkifli mengatakan, tingkat hunian hotel di Kaltim masih berada di bawah 60 persen. “Berada di kisaran 53 sampai 57 persen,” katanya.

Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan catatan Badan Pusat Statistik (BPS).Catatan pada periode Januari 2016 sampai September 2017, kisaran Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Kaltim berada pada rata-rata 40 sampai 50 persen. (lihat grafis).

Wakil Ketua PHRI Kaltim Abdul Rasyid yang juga General Manger (GM) Hotel MJ Samarinda menjelaskan, hal tersebut terjadi karena di lapangan, suplai yang tersedia masih lebih tinggi dari tingkat demand-nya.

“Okupansi (tingkat hunian) secara bisnis belum sehat. Ada faktor pendukung yang menyebabkan hunian hotel berkurang. Pembangunan hotel jalan terus, tapi tingkat hunian tidak seimbang. Banyaknya guest house dan home stay juga mempengaruhi,” ujarnya ditemui media Rabu (27/12) kemarin.

Penyebab utamanya, lanjut Rasyid, karena merosotnya bisnis sektor pertambangan yakni batubara dan migas.  Dampaknya, sektor perhotelan dan rumah makan mengalami penurunan permintaan.  Namun di saat yang sama, pembangunan hotel dan guest house terus meningkat.  

“Memang cenderung akan terjadi persaingan tidak sehat. Bukan hanya di Kaltim rasanya, ini sudah menjadi isu nasional. Otomatis nanti larinya ke persaingan harga. Samarinda tidak seberat di Balikpapan, karena Balikpapan ada apartemen, guest house, home stay cukup berkembang,” paparnya.

Sebagai langkah antisipasi, Rasyid mengatakan kebanyakan manajemen hotel saat ini lebih banyak meningkatkan aspek kualitas dan kepuasan pelanggan. Selain itu, para pelaku usaha perhotelan juga masih berharap dari sisi kebijakan pemerintah. “Misalnya ada moratorium pembangunan hotel dan pembentukan pokja dari berbagai elemen sehingga hasil dari rumusan itu bisa jadi rumusan kebijakan pemerintah,” tukasnya.  

Melihat perjalanan 2017, Rasyid memprediksi belum ada perubahan signifikan bagi pertumbuhan bisnis di sektor ini pada tahun 2018. (rs)


Bisnis Perhotelan Masih Lesu selama 2017

Kamis, 28/12/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.