BERMAIN tenang merupakan kunci dari kemenangan SMAN 3 Tenggarong yang mewakili Kalimantan Timur dalam lomba Cerdas Cermat Empat Pilar Kebangsaan yang diselenggarakan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI. 

Di babak grand inal menghadapi Sulawesi Barat yang diwakili oleh SMAN 3 Polewali dan Jawa Tengah yang diwakili oleh SMAN 1 Pemalang. Perwakilan Kalimantan Timur jika dibandingkan dengan kedua perwakilan provinsi lain praktis bertanding nyaris tanpa pendukung. Namun, akhirnya tetap berhasil meraih juara I dan berhak membawa pulang uang tunai Rp50 juta.

Menilik jauh kebelakang tim lomba cerdas cermat ini nyaris memulai dari nol. Di tahun sebelumnya tim SMAN 3 Tenggarong hanya menempati posisi kedua dalam penyisihan provinsi. Hal ini menyebabkan tim ini tidak dapat meneruskan ke jenjang nasional. Tim yang sudah ada sebagai dipertahankan namun kompisisinya dibongkar.

Pada Agustus 2016, seleksi dilaksanakan dan komposisi berubah dengan mempertahankan tujuh anggota lama dan menambah tiga anggota baru. Jika dihitung–hitung persiapan yang dilakukan kurang lebih dua tahun. 

“Setiap anak wajib menghafal seluruh materi empat pilar. Tidak lagi dibagi bagi tugasnya hafalannya” ujar Raha Fitriani, guru sekaligus pembimbing tim Cerdas Cermat.

Bagi Kaltim, ini adalah poin yang tidak dimiliki oleh provinsi lain. Anak-anak latihan setiap malam kecuali malam Minggu atau Senin atau di saat mereka mendapat izin berlibur. Latihan dilaksanakan tepat setelah apel malam, sekitar jam 9 sampai jam 12 malam.

“Yang lain pulang apel malam tidur, kita ngehafal. Yang lain belajar buat ulangan, kita masih ngafalin,” ungkap tim cerdas cermat saat ditanya mengenai persiapan.

Kesulitan yang dirasakan saat lomba adalah masalah materi. Materi yang dihafalkan beberapa bulan sebelumnya ternyata belum lengkap. Padahal tim lain sudah menghafal materi baru tersebut.  

“Jadinya kami mau gak mau semacam ngemis ke kontingen lain. Tapi ya namanya lomba ada yang mau ngasih, ada juga yang enggak,” kata Haidir Algi GF, Ketua Tim Lomba Cerdas Cermat SMAN 3 Tenggarong. 

Sekolah memberikan dispensasi hanya tiga hari menuju perlombaan, sangat sedikit dibandingkan dari provinsi lain yang dapat waktu persiapan hingga satu bulan sebelum keberangkatan ke Jakarta. Namun, pihak sekolah beranggapan jika tim SMAN 3 telah melakukan persiapan yang cukup panjang.

“Sebagian besar dari kami sudah kelas 12, fokus kami selanjutnya menyerahkan tim ke adik kelas dan mempersiapkan diri menghadapi UN dan seleksi masuk Perguruan Tinggi,” tutup Haidir. (mfd/*)