Senin, 18/09/2017
Senin, 18/09/2017
Retno Listyarti
Senin, 18/09/2017
Retno Listyarti
JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai film sejarah Pengkhianatan G30S/PKI tidak patut ditonton anak-anak. “Film Penghianatan G30S/PKI tidak patut ditonton anak-anak,” kata Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listyarti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (17/9).
Ia menyebut, KPAI memiliki sejumlah alasan penolakan terhadap film garapan sutradara Arifin C Noer itu. Pertama, film itu mempertontonkan sejumlah adegan kekerasan, seperti saat para perwira militer diculik dari rumahnya. Kemudian, mereka ditembak oleh pasukan Tjakrabirawa. Selain itu, terdapat adegan anggota Gerwani menyilet salah satu wajah korban.
Retno menyebut adegan kekerasan, baik verbal dan fisik, berupa penyiksaan dan pembunuhan dapat menimbulkan trauma buruk pada anak-anak. Karena itu, menurutnya, hal itu berdampak pada kondisi psikologis anak-anak.
Kedua, banyak diksi yang mengandung kekerasan. Menurutnya, banyak diksi yang tidak dipahami anak-anak.
Ketiga, ia menyebut, masih banyak film-film sejarah yang lebih mendidik dan layak disaksikan anak-anak. Ia mengatakan, film sejarah harus membangkitkan rasa nasionalisme dan menstimulus cara berpikir kritis pada anak-anak.
“Film-film perjuangan dan biografi para pahlawan bangsa Indonesia ada banyak dan layak dipelajari serta ditonton oleh anak-anak,” ujar dia.
Retno mengatakan KPAI mengimbau para orang tua mencegah anaknya menonton film Penghianatan G 30S/PKI.
Komando Distrik Militer (Kodim) 0409 Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, akan memutar film sejarah penumpasan G30S/PKI di tiga kabupaten. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo juga sudah merespons rencana tersebut dengan mengatakan film G30S/PKI boleh diputar di televisi. Menurutnya, masyarakat, khususnya generasi muda, perlu memahami sejarah G30S/PKI. (rol)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.