Senin, 18/09/2017
Senin, 18/09/2017
BELUM MEMADAI : Ruang Kesenian SMAN 2 Tenggarong yang belum memadai. (FOTO: MFD/KK)
Senin, 18/09/2017
BELUM MEMADAI : Ruang Kesenian SMAN 2 Tenggarong yang belum memadai. (FOTO: MFD/KK)
TENGARONG-Belum memiliki ruang kesenian yang memadai menjadikan SMAN 2 Tenggarong berinisiatif melakukan pencarian dana dengan menggandeng provider telepon seluler. Ini dikatakan Hasyim, Waka Humas dan Pembina Seni Budaya SMAN 2.
“Dalam setiap transaksi dan penggunaan telepon seluler yang menggunakan pulsa, pemilik nomer tersebut mendapatkan poin yang jumlahnya variatif. Dari poin yang didapatkan lalu didonasikan ke nomer khusus yang terhubung langsung dengan server milik provider seluler tersebut. Disana dihitung berapa jumlah poin yang didapat, lalu sekolah dengan poin terbanyak akan mendapatkan jumlah donasi yang semakin banyak juga. Jumlahnya dari Rp 5 juta hingga Rp 10 juta,” ujar Hasyim.
Lebih lanjut, Hasyim mengatakan jika sekolah dengan sejarah cukup panjang dalam bidang prestasi kesenian memang sudah selayaknya memiliki ruang kesenian sendiri. Dirinya dan pihak sekolah menyadari, untuk meminta pengadaan ruang baru kepada Dinas Pendidikan, tidak efisien waktu dan dan menyita tenaga.
“Sekolah yang dipelosok sana juga masih perlu dipikirkan infrastukturnya. Biar kami mencari mandiri saja, keperluan mereka lebih mendesak,” kata Hasyim.
Ruangan yang tersedia di sekolah hanya mampu untuk dijadikan tempat untuk menyimpan peralatan kesenian dan itu juga digunakan bersama dengan kegiatan lain. Harapannya, berapapun jumlah bantuan yang nantinya didapatkan bisa digunakan untuk membangun ruangan yang bisa mewadahi siswa dengan bakat dan minat di jalur kesenian. (mfd/*)
BELUM MEMADAI : Ruang Kesenian SMAN 2 Tenggarong yang belum memadai. (FOTO: MFD/KK)
TENGARONG-Belum memiliki ruang kesenian yang memadai menjadikan SMAN 2 Tenggarong berinisiatif melakukan pencarian dana dengan menggandeng provider telepon seluler. Ini dikatakan Hasyim, Waka Humas dan Pembina Seni Budaya SMAN 2.
“Dalam setiap transaksi dan penggunaan telepon seluler yang menggunakan pulsa, pemilik nomer tersebut mendapatkan poin yang jumlahnya variatif. Dari poin yang didapatkan lalu didonasikan ke nomer khusus yang terhubung langsung dengan server milik provider seluler tersebut. Disana dihitung berapa jumlah poin yang didapat, lalu sekolah dengan poin terbanyak akan mendapatkan jumlah donasi yang semakin banyak juga. Jumlahnya dari Rp 5 juta hingga Rp 10 juta,” ujar Hasyim.
Lebih lanjut, Hasyim mengatakan jika sekolah dengan sejarah cukup panjang dalam bidang prestasi kesenian memang sudah selayaknya memiliki ruang kesenian sendiri. Dirinya dan pihak sekolah menyadari, untuk meminta pengadaan ruang baru kepada Dinas Pendidikan, tidak efisien waktu dan dan menyita tenaga.
“Sekolah yang dipelosok sana juga masih perlu dipikirkan infrastukturnya. Biar kami mencari mandiri saja, keperluan mereka lebih mendesak,” kata Hasyim.
Ruangan yang tersedia di sekolah hanya mampu untuk dijadikan tempat untuk menyimpan peralatan kesenian dan itu juga digunakan bersama dengan kegiatan lain. Harapannya, berapapun jumlah bantuan yang nantinya didapatkan bisa digunakan untuk membangun ruangan yang bisa mewadahi siswa dengan bakat dan minat di jalur kesenian. (mfd/*)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.