Jumat, 03/11/2017
Jumat, 03/11/2017
RIZAL Justian Setiawan
Jumat, 03/11/2017
RIZAL Justian Setiawan
RIZAL Justian Setiawan, mahasiswa asal Tenggarong, Kutai Kartanegara, membuktikan bahwa anak-anak dari luar Pulau Jawa juga bisa berprestasi. Bahkan, bisa mengharumkan nama Indonesia ke ranah internasional.
Rizal baru saja menyelesaikan studi Diploma III di Universitas Negeri Yogyakarta, jurusan Teknik Mesin. Selain di kancah lokal dan nasional, karya mahasiswa satu ini menjajal kompetisi Internasional. Tidak sekedar ikut meramaikan kompetisi. Sudah banyak medali dan trofi yang dibawa pulang dan mengharumkan nama negaranya.
Sederet prestasi menterengnya di antaranya, juara pertama International Engineering Innovation Invention Exhibition (I-ENVEX) yang digelar oleh Universiti Malaysia Perlis, Malaysia, juara pertama dalam INNOPA, WIIPA and IFIA Category Necessary of Life in International Young Inventor Award (IYIA) yang diselenggarakan di Surabaya Convention Hall, juara pertama kategori Environmental from CIIS at International Innovation and Invention Competition (IIIC) di Taipei, Taiwan. Masih banyak lagi prestasi lainnya.
Rizal adalah pengagum berat Prof Dr B J Habibie, ilmuwan yang juga mantan Presiden RI ke-3. Dia ingin mengikuti jejak idolanya tersebut untuk membangun negeri. Baginya, ilmu yang didapat lewat teknik mesin akan mampu membuka lapangan kerja baru lewat proyek-proyek besar yang tujuan dan manfaatnya sepenuhnya bagi masyarakat.
“Saya dari teknik mesin. Saya mencintai mesin dan mekanika, dua hal ini ada dalam jiwa saya. Indonesia memang harus mengembangkan teknologi karena ciri negara maju adalah yang teknologinya maju pula. Berangkat dari pemikiran ini saya bertekad untuk menciptakan karya inovatif dan aplikatif untuk pemberdayaan masyarakat,” ujar Rizal.
Menurut Rizal, saat awal kuliah, ia memang bertekad menepis stigma yang melekat kepada mahasiswa daerah luar Jawa yang dianggap tak bisa bersaing. Justru, stigma tersebut membuatnya makin terpacu untuk belajar dan menelurkan karya inovatif.
Alumni SMAN 1 Tenggarong ini juga bukan mahasiswa kurang pergaulan alias Kuper. Selain bergelut dengan teori dan tugas-tugas praktik, dia juga aktif dalam beberapa kegiatan organisasi dalam maupun luar kampus. Baginya, menghabiskan waktu dengan kegiatan organisasi memberinya manfaat tersendiri. Dia mampu membagi waktu kuliah dan kegiatan non akademik.
Diakuinya, Jurusan Teknik Mesin merupakan salah satu jurusan yang cukup sulit untuk mencari nilai tinggi. Namun, Rizal tetap mampu menjadi salah satu alumni yang tetap bisa mendapat nilai cumlaude.
Sejumlah negara sudah dijajal kompetisinya oleh Rizal dan adu kemampuan dengan mahasiswa dari berbagai dunia. Sebut saja Malaysia, Taiwan, Singapura, India, Filipina, Vietnam dan juga Korea Selatan.
“Sekarang saya melanjutkan studi S1 di universitas yang sama selain karena supaya bisa cepat prosesnya karena pencapaian saya saat wisuda kemarin, saya mendapat beasiswa. Selanjutnya mengejar beasiswa untuk tingkat S2 keluar negeri. Pencapaian saya yang sekarang masih jauh sama prestasinya Pak Habibie. Saya masih ingin mengejar pencapaian beliau,” ungkap Rizal.
Soal memajukan daerah, Rizal berpendapat, pemberdayaan manusia merupakan salah satu cara untuk memajukan daerah namun tidak lupa juga tetap melengkapi infrastruktur yang ada. Pemerataan pembangunan akan menjadi solusi yang paling bijak. Pendidikan harus menjadi hal yang benar-benar ditingkatkan dan dijaga kualitasnya.
Teknologi serta sistem pembelajaran harus dapat diciptakan sebaik mungkin agar pelajar Kukar mampu berkompetisi dimana saja dan tentunya dalam jenjang apa saja. “Kutai Kartanegara itu kabupaten yang besar, potensinya sangat banyak. Sayang sekali kalau kita yang muda tidak bisa memaksimalkan segala yang ada sekarang. Hidup ini persaingan jangan sampai kita kalah saing di negeri sendiri,” kata Rizal. (mfd/*)
RIZAL Justian Setiawan
RIZAL Justian Setiawan, mahasiswa asal Tenggarong, Kutai Kartanegara, membuktikan bahwa anak-anak dari luar Pulau Jawa juga bisa berprestasi. Bahkan, bisa mengharumkan nama Indonesia ke ranah internasional.
Rizal baru saja menyelesaikan studi Diploma III di Universitas Negeri Yogyakarta, jurusan Teknik Mesin. Selain di kancah lokal dan nasional, karya mahasiswa satu ini menjajal kompetisi Internasional. Tidak sekedar ikut meramaikan kompetisi. Sudah banyak medali dan trofi yang dibawa pulang dan mengharumkan nama negaranya.
Sederet prestasi menterengnya di antaranya, juara pertama International Engineering Innovation Invention Exhibition (I-ENVEX) yang digelar oleh Universiti Malaysia Perlis, Malaysia, juara pertama dalam INNOPA, WIIPA and IFIA Category Necessary of Life in International Young Inventor Award (IYIA) yang diselenggarakan di Surabaya Convention Hall, juara pertama kategori Environmental from CIIS at International Innovation and Invention Competition (IIIC) di Taipei, Taiwan. Masih banyak lagi prestasi lainnya.
Rizal adalah pengagum berat Prof Dr B J Habibie, ilmuwan yang juga mantan Presiden RI ke-3. Dia ingin mengikuti jejak idolanya tersebut untuk membangun negeri. Baginya, ilmu yang didapat lewat teknik mesin akan mampu membuka lapangan kerja baru lewat proyek-proyek besar yang tujuan dan manfaatnya sepenuhnya bagi masyarakat.
“Saya dari teknik mesin. Saya mencintai mesin dan mekanika, dua hal ini ada dalam jiwa saya. Indonesia memang harus mengembangkan teknologi karena ciri negara maju adalah yang teknologinya maju pula. Berangkat dari pemikiran ini saya bertekad untuk menciptakan karya inovatif dan aplikatif untuk pemberdayaan masyarakat,” ujar Rizal.
Menurut Rizal, saat awal kuliah, ia memang bertekad menepis stigma yang melekat kepada mahasiswa daerah luar Jawa yang dianggap tak bisa bersaing. Justru, stigma tersebut membuatnya makin terpacu untuk belajar dan menelurkan karya inovatif.
Alumni SMAN 1 Tenggarong ini juga bukan mahasiswa kurang pergaulan alias Kuper. Selain bergelut dengan teori dan tugas-tugas praktik, dia juga aktif dalam beberapa kegiatan organisasi dalam maupun luar kampus. Baginya, menghabiskan waktu dengan kegiatan organisasi memberinya manfaat tersendiri. Dia mampu membagi waktu kuliah dan kegiatan non akademik.
Diakuinya, Jurusan Teknik Mesin merupakan salah satu jurusan yang cukup sulit untuk mencari nilai tinggi. Namun, Rizal tetap mampu menjadi salah satu alumni yang tetap bisa mendapat nilai cumlaude.
Sejumlah negara sudah dijajal kompetisinya oleh Rizal dan adu kemampuan dengan mahasiswa dari berbagai dunia. Sebut saja Malaysia, Taiwan, Singapura, India, Filipina, Vietnam dan juga Korea Selatan.
“Sekarang saya melanjutkan studi S1 di universitas yang sama selain karena supaya bisa cepat prosesnya karena pencapaian saya saat wisuda kemarin, saya mendapat beasiswa. Selanjutnya mengejar beasiswa untuk tingkat S2 keluar negeri. Pencapaian saya yang sekarang masih jauh sama prestasinya Pak Habibie. Saya masih ingin mengejar pencapaian beliau,” ungkap Rizal.
Soal memajukan daerah, Rizal berpendapat, pemberdayaan manusia merupakan salah satu cara untuk memajukan daerah namun tidak lupa juga tetap melengkapi infrastruktur yang ada. Pemerataan pembangunan akan menjadi solusi yang paling bijak. Pendidikan harus menjadi hal yang benar-benar ditingkatkan dan dijaga kualitasnya.
Teknologi serta sistem pembelajaran harus dapat diciptakan sebaik mungkin agar pelajar Kukar mampu berkompetisi dimana saja dan tentunya dalam jenjang apa saja. “Kutai Kartanegara itu kabupaten yang besar, potensinya sangat banyak. Sayang sekali kalau kita yang muda tidak bisa memaksimalkan segala yang ada sekarang. Hidup ini persaingan jangan sampai kita kalah saing di negeri sendiri,” kata Rizal. (mfd/*)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.