Sabtu, 02/12/2017
Sabtu, 02/12/2017
ILUSTRASI
Sabtu, 02/12/2017
ILUSTRASI
MALINAU - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), pada Jumat (1/12) kemarin, menggelar kampanye anti HIV/AIDS, dalam rangka peringatan Hari AIDS sedunia yang jatuh pada 1 Desember.
Kampanye Hari AIDS dilakukan oleh pegawai DKPPKB, Komisi Penanggulangan AIDS, Kepolisian, LSM serta relawan. Mereka ditempatkan di dua titik, yakni lampu merah Tanjung Belimbing dan Malinau Kota.
“Tujuan kampanye ini memberikan edukasi HIV dan AIDS pada masyarakat,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, H. Abdulah Djaya Nazar, saat ditemui Koran Kaltara di lokasi aksi.
Memperingati Hari AIDS sedunia, DKPPKB memang mengagendakan serangkaian kegiatan. Yaitu, penyuluhan dan edukasi, screening, dengan target masyarakat umum maupun terhadap petugas DKPPKB sendiri.
Tujuannya, mewujudkan program 3 zero yang dicanangkan pemerintah untuk menekan jumlah penderita HIV-AIDS. Program 3 Zero yaitu, Zero New Infection, Zero AIDS relate death, Zero Stigma and Discrimination.
Ia menjelaskan, Zero New Infection diartikan sebagai kedaan kosong dari infeksi baru. “Dengan menekan jumlah penderita melalui pendeteksian dini, guna pencegahan terhadap bayi yang baru lahir positiv HIV dan AIDS,” imbuhnya.
Kedua Zero AIDS relate death, adalah program menekan atau meminimalisir jumlah kematian akibat HIV- AIDS. Kemudian, Zero Stigma and Diskrimination yaitu menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap penderita dengan memberikan pemahaman yang benar mengenai HIV-AIDS.
Djaya Nazar mengungkapkan bahwa saat ini program pencegahan yang diyakini paling efektif dalam penanggulangan HIV- AIDS, tak lain adalah program 3 zero di atas. Untuk mencapai program tersebut pemerintah mencanangkan program pemetaan pengidap.
Kendalanya, DKPPKB kesulitan dalam menentukan peta yang menentukan wilayah potensial HIV AIDS. “Wilayah tersebut biasanya punya populasi kunci seperti pelaku homoseksual, PSK, dan IRT diyakini memiliki peluang yang lebih besar,” ungkapnya.
Karena kendala itu, sambungnya, tak ada jalan selain DKPPKB harus mengambil kebijakan untuk menyiasatinya. “Yaitu dengan menargetkan 90 persen penduduk harus memeriksakan diri untuk mengetahui status HIV,” pungkasnya. (wh)
ILUSTRASI
MALINAU - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), pada Jumat (1/12) kemarin, menggelar kampanye anti HIV/AIDS, dalam rangka peringatan Hari AIDS sedunia yang jatuh pada 1 Desember.
Kampanye Hari AIDS dilakukan oleh pegawai DKPPKB, Komisi Penanggulangan AIDS, Kepolisian, LSM serta relawan. Mereka ditempatkan di dua titik, yakni lampu merah Tanjung Belimbing dan Malinau Kota.
“Tujuan kampanye ini memberikan edukasi HIV dan AIDS pada masyarakat,” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, H. Abdulah Djaya Nazar, saat ditemui Koran Kaltara di lokasi aksi.
Memperingati Hari AIDS sedunia, DKPPKB memang mengagendakan serangkaian kegiatan. Yaitu, penyuluhan dan edukasi, screening, dengan target masyarakat umum maupun terhadap petugas DKPPKB sendiri.
Tujuannya, mewujudkan program 3 zero yang dicanangkan pemerintah untuk menekan jumlah penderita HIV-AIDS. Program 3 Zero yaitu, Zero New Infection, Zero AIDS relate death, Zero Stigma and Discrimination.
Ia menjelaskan, Zero New Infection diartikan sebagai kedaan kosong dari infeksi baru. “Dengan menekan jumlah penderita melalui pendeteksian dini, guna pencegahan terhadap bayi yang baru lahir positiv HIV dan AIDS,” imbuhnya.
Kedua Zero AIDS relate death, adalah program menekan atau meminimalisir jumlah kematian akibat HIV- AIDS. Kemudian, Zero Stigma and Diskrimination yaitu menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap penderita dengan memberikan pemahaman yang benar mengenai HIV-AIDS.
Djaya Nazar mengungkapkan bahwa saat ini program pencegahan yang diyakini paling efektif dalam penanggulangan HIV- AIDS, tak lain adalah program 3 zero di atas. Untuk mencapai program tersebut pemerintah mencanangkan program pemetaan pengidap.
Kendalanya, DKPPKB kesulitan dalam menentukan peta yang menentukan wilayah potensial HIV AIDS. “Wilayah tersebut biasanya punya populasi kunci seperti pelaku homoseksual, PSK, dan IRT diyakini memiliki peluang yang lebih besar,” ungkapnya.
Karena kendala itu, sambungnya, tak ada jalan selain DKPPKB harus mengambil kebijakan untuk menyiasatinya. “Yaitu dengan menargetkan 90 persen penduduk harus memeriksakan diri untuk mengetahui status HIV,” pungkasnya. (wh)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.