Selasa, 19/12/2017

52 Persen Guru PAUD Belum Sarjana

Selasa, 19/12/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

52 Persen Guru PAUD Belum Sarjana

Selasa, 19/12/2017

BANDUNG - Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia, banyak yang belum bergelar sarjana. Dari 552.894 guru PAUD di Indonesia, yang sudah berkualifikasi sarjana hanya 47,79 persen. Jadi, sisanya sekitar 52 persen masih lulusan SMA. Menurut Kepala PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, M Hasbi, untuk menghadirkan standar PAUD yang berkualitas dibutuhkan sumber daya manusia yang juga memiliki kualitas. Namun, berdasarkan pemetaan guru PAUD yang ada saat ini masih minim guru begelar sarjana, namun tidak sedikit yang bergelar sarjana non kependidikan, sehingga tidak memiliki latar belakang ilmu yang relevan dengan bidang tersebut.

“Maka kita berupaya bagaimana agar anak-anak kita ini bisa dipercayakan kepada guru PAUD yang kompeten, salah satunya dengan meningkatkan kualifikasi dan kompetensi mereka dengan pendidikan dan pelatihan. Sehingga mereka bisa memberikan pelajaran yang berkualitas bagi anak didik kita,” ujarnya.

Salah satu kendala yang dihadapi yaitu, keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah untuk mendukung PAUD dan Dikmat. Selain itu, penyebaran guru-guru PAUD yang berlokasi di daerah-daerah peloso. Ketiga, sulitnya memperoleh konten pembelajaran terkini yang di luncurkan pemerintah.

Setelah mempelajari hal tersebut, maka teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi solusi yang paling memungkinkan dari permasalahan selama ini. Oleh sebab itu, sejak tahun 2015, pihaknya telah memulai melakukan intervensi TIK untuk meningkatkan kompetensi guru-guru PAUD di Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Melalui diklat pendidikan daring. Pada 2018, ditargetkan 10 ribu tenaga pendidik baru berkualifikasi yang lahir dari program diklat seperti ini.

“Undang-undang memang mengatakan guru PAUD harus sarjana, sebelum bergelar sarjana, kita upayakan kompetensinya sebelum kualifikasinya. Saat ini kita sudah merancang sebuah program yang bernama rekognisi validasi dan sertifikasi,” katanya. (rol)

52 Persen Guru PAUD Belum Sarjana

Selasa, 19/12/2017

Berita Terkait


52 Persen Guru PAUD Belum Sarjana

BANDUNG - Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia, banyak yang belum bergelar sarjana. Dari 552.894 guru PAUD di Indonesia, yang sudah berkualifikasi sarjana hanya 47,79 persen. Jadi, sisanya sekitar 52 persen masih lulusan SMA. Menurut Kepala PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, M Hasbi, untuk menghadirkan standar PAUD yang berkualitas dibutuhkan sumber daya manusia yang juga memiliki kualitas. Namun, berdasarkan pemetaan guru PAUD yang ada saat ini masih minim guru begelar sarjana, namun tidak sedikit yang bergelar sarjana non kependidikan, sehingga tidak memiliki latar belakang ilmu yang relevan dengan bidang tersebut.

“Maka kita berupaya bagaimana agar anak-anak kita ini bisa dipercayakan kepada guru PAUD yang kompeten, salah satunya dengan meningkatkan kualifikasi dan kompetensi mereka dengan pendidikan dan pelatihan. Sehingga mereka bisa memberikan pelajaran yang berkualitas bagi anak didik kita,” ujarnya.

Salah satu kendala yang dihadapi yaitu, keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah untuk mendukung PAUD dan Dikmat. Selain itu, penyebaran guru-guru PAUD yang berlokasi di daerah-daerah peloso. Ketiga, sulitnya memperoleh konten pembelajaran terkini yang di luncurkan pemerintah.

Setelah mempelajari hal tersebut, maka teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi solusi yang paling memungkinkan dari permasalahan selama ini. Oleh sebab itu, sejak tahun 2015, pihaknya telah memulai melakukan intervensi TIK untuk meningkatkan kompetensi guru-guru PAUD di Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Melalui diklat pendidikan daring. Pada 2018, ditargetkan 10 ribu tenaga pendidik baru berkualifikasi yang lahir dari program diklat seperti ini.

“Undang-undang memang mengatakan guru PAUD harus sarjana, sebelum bergelar sarjana, kita upayakan kompetensinya sebelum kualifikasinya. Saat ini kita sudah merancang sebuah program yang bernama rekognisi validasi dan sertifikasi,” katanya. (rol)

 

Berita Terkait

PDI Perjuangan Yakin Edi Damansyah Masih Bisa Maju Pilkada Kukar

Pemkot Samarinda Kirim Bantuan ke Mahakam Ulu, Andi Harun Tegaskan Tak Biarkan Bupati dan Wakilnya Menanggung Beban Sendirian

Ledakan Smalter Sangasanga Akibat Aliran Pendingin Buangan Macet

Banjir Semakin Meluas, 42 Kampung di Mahakam Ulu Tergenang

Aksi Demonstrasi Korban Bekas Lubang Tambang di Polda Kaltim Berakhir Ricuh, Enam Mahasiswa Terluka

Besok, Ustadz Abdul Somad jadi Khatib Salat Jumat dan Isi Tablik Akbar di Masjid Al Qadar Tenggarong

Banjir di Mahulu Sudah Setinggi Empat Meter, BPBD Kaltim Kerahkan Personel untuk Evakuasi

Mahulu Diterjang Banjir, Lima Kecamatan Terendam Imbas Limpahan Air dari Ulu Mahakam dan Sungai Boh Malinau

P2LH-SDA Unmul Sudah Ambil Sampel Air SKM yang Berwarna Hijau

Pasar Baqa di Samarinda Seberang Diresmikan, Fasilitasnya Dilengkapi Masjid dan Lift Khusus Barang

Bermula dari Cekcok, Empat Pelaku Penganiayaan Anak di Samboja Ditangkap Polisi

Tiga Hari Air SKM Samarinda Berubah Warna

Bayi Perempuan Dibungkus Kain Putih Ditemukan di Semak Belukar, Polisi Selidiki Sekitar TKP Cari Pelaku

Empat Tersangka Penggerebekan saat Pesta Narkoba di Penginapan Samarinda Seberang Berpotensi Direhab

Pemkot Samarinda Luncurkan Aplikasi Perjalanan Dinas, Andi Harun: Meminimalkan Praktik Tidak Benar

Jalinan Asmara Diputus, Pria 30 Tahun Sebar Cuplikan Video Hubungan Intim dengan Mahasiswi di Samarinda

Hujan Deras Sejak Pagi Tadi, Kecamatan Long Apari Dilanda Banjir, Pipa Air Bersih Kampung Long Kerioq Terancam Putus

Pj Gubernur Bakal Evaluasi BKT, KIP Kaltim Sebut Langkah yang Tepat

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.