JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi (27/12), bergerak melemah tipis sebesar enam poin menjadi Rp 13.560 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.554 per dolar Amerika Serikat (AS).

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa nilai tukar di kawasan Asia, termasuk rupiah bergerak stabil terhadap dolar AS di tengah penantian sejumlah data ekonomi dari Amerika Serikat.

“Data ekonomi yang dapat menjadi penggerak pasar datang dari data kepercayaan konsumen dan penjualan rumah tertunda di Amerika Serikat. Jika dirilis lebih rendah dari ekspektasi dapat menjadi katalis negatif untuk dolar AS.” katanya.

Saat ini, kata dia, dolar AS masih mendapatkan sedikit dukungan setelah data pada pekan lalu menunjukkan ekonomi Amerika Serikat tumbuh 3,2 persen pada kuartal ketiga, pencapaian itu merupakan tercepat dalam dua tahun terakhir. “Volume perdagangan diperkirakan masih relatif sepi menjelang libur akhir tahun baru,” ucapnya.

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan sentimen dari lembaga pemeringkat Fitch Rating yang menaikkan peringkat Indonesia menjadi BBB (triple B) dengan outlook stabil masih akan menjadi faktor yang menjaga stabilitas fluktuasi rupiah. “Pelaku pasar menilai, pencapaian itu merupakan cerminan dari keberhasilan pemerintah Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tuturnya.

Ia mengungkapkan Fitch mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat. Namun, Fitch juga mencatat dua hal yang menjadi perhatian yaitu pendapatan per-kapita yang relatif masih rendah. (rol)