SAMARINDA - Kekurangan jumlah guru nampaknya masih menjadi masalah klasik yang belum sepenuhnya dapat teratasi. Di Samarinda misalnya, Dinas Pendidikan setempat masih kekurangan ratusan guru.

Untuk guru tingkat SD saja, Disdik Samarinda masih kekurangan 700 guru. Jumlah ini semakin meningkat karena ada guru yang dipindahtugaskan ke  strutural atau memasuki usia pensiun. 

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Samarinda Isfihani kepada Koran Kaltim berkata sedianya rasio jumlah guru di Kota Tepian sudah tercukupi. “Tapi kan (sekitar 2.000 guru) statusnya honorer, kalau guru PNS kita kurang,” ujar Isfihasni kepada Koran Kaltim, kemarin.

Rencana Pemkot Samarinda menerima 1.000 lebih Pegawai Negeri Sipil (PNS), di mana 50 persen kuotanya adalah guru dianggap sebagai hal yang wajar.  “Nah (selama ini) dengan ditutupi guru honer ini makanya (keberadaan) guru honor ini penting,” paparnya.

Namun, dengan dilakukannya rekrutmen PNS melalui jalur umum bisa menghilangkan kesempatan guru honorer diangkat menjadi PNS.  

Karenanya, Isfi berharap guru honorer mendapatkan perlakuan khusus dalam seleksi PNS tahun ini. Apalagi rata-rata dari mereka telah mengabdi sejak lama.  “Jadi harapan saya memang yang tenaga honorer apalagi yang sudah K2 dan memenuhi syarat, kalau bisa diberikan kemudahan.  Kan mereka juga sudah mengabdi sampai 10 tahun, tinggal nanti verifikasinya saja, apakah linear atau tidak,” harapnya.

Sebanyak 2.000 guru honorer di Disdik Samarinda merupakan SDM yang diikat dengan kontrak tahunan, sesuai dengan juknis pengunaan dana BOSNAS. (rs)