BALIKPAPAN – Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DPP) Balikpapan meminta nelayan Balikpapan, sementara waktu menunda melaut selama adanya badai siklon Cempaka dan Dahlia, yang melanda kawasan timur pulau Jawa hingga berdampak ke kota Balikpapan. Sebab, dalam 2 hari terakhir, Balikpapan dilanda angin kecang, curah hujan tinggi, hingga panas ektrem.

Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Peternakan (DPPP) kota Balikpapan Yosmianto mengingatkan, badai siklon itu berpotensi mengakibatkan gelombang tinggi di perairan, yang terjadi sewaktu-waktu.

“Kita himbau saja, hati-hati. Walaupun siklon Cempaka dan Dahlia di utara dan selatan Jawa, tapi dampaknya di perairan Indonesia. Tetap waspadai kalau gelombang tinggi, jangan melaut,” ujar Yosmianto.

Dia berpendapat, di lingkup nelayan sudah mengetahui situasi gelombang tinggi atau cuaca buruk yang terjadi. Biasanya nelayan melaut dari mulai sore, hingga besok pagi atau berangkat malam hingga siang atau sore. “Alhamdulillah sejauh ini tidak ada kejadian,” ujarnya.   

Diakui, jika gelombang tinggi, biasanya nelayan memahami karena hasil tangkapan nelayan menjadi minim. 

“Selama ini hasil laut juga tidak menentu, tergantung musim. Misal sedang musim ikan Layang, maka pasti banyak tangkapannya dan harga juga menjadi murah,” ucapnya.

Normalnya satu nelayan bisa menangkap hingga 50 kg ikan laut. Hasil tangkapan itu kemudian disetorkan ke penggawa, untuk disebar ke pasar-pasar. 

“Tangkapan nggak tentu, tergantung lagi musim ikan apa. Kalau biasanya musim A, dia bisa dapat banyak. Biasanya nelayan itu ada yang bawa 5-10 basket (bisa 25-30 kg). Rata-rata 50 kg tapi ada juga yang sedikit,” ujarnya.

Jumlah nelayan Balikpapan saat ini sekitar 2.000-3.000 nelayan. Mereka tersebar di Balikpapan Timur, Barat dan sebagian berada di wilayah Balikpapan Kota. (din)