Rabu, 31/10/2018
Rabu, 31/10/2018
suharman tabrani
Rabu, 31/10/2018
suharman tabrani
BALIKPAPAN - Kalimantan Timur merupakan provinsi yang memiliki potensi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Kawasan Timur Indonesia. Itu terlihat dari besarnya kapasitas ekonomi Kaltim dengan kontribusi sebesar 21,08 persen terhadap ekonomi KTI dan 4,21 persen terhadap ekonomi nasional.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Suharman Tabrani mengatakan, kondisi itu didukung pula dengan demografi karena 85,38 persen penduduk Kalomantan Timur beragama Islam.
“Ditambah lagi besarnya potensi pondok pesantren sehingga menjadi pilar yang cukup kuat bagi pengembangan perekonomian syariah di Kalimantan Timur,” kata Suharman Tabrani (30/10).
Tak hanya itu, lembaga keuangan syariah sebagai motor penggerak industri juga terus menjalankan fungsi intermediasi melalui perbankan syariah di Kalimantan Timur seperti Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) serta Baitul Mal wa Tamwil (BMT).
“Pangsa pembiayaan oleh perbankan syari’ah terus bertambah dengan kontribusi sebesar 6,83 persen terhadap total pembiayaan di Kalimantan Timur,” lanjutnya.
Bertumbuhnya ekonomi dan keuangan syariah juga didorong oleh sinergitas antara Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Pemerintah Daerah, Perbankan, Asosiasi, Pesantren serta Organisasi Masyarakat Islam yang terus melakukan berbagai program akselerasi ekonomi syariah.
“Salah satu bentuk akselerasi melalui Festival Ekonomi Syari’ah (FESyar) Kawasan Timur Indonesia 2018 yang kami selenggarakan pada 2 sampai 4 November mendatang dan Balikpapan menjadi tuan rumahnya,” ungkap Suharman.
FESyar, lanjut Suharman, akan dilakukan di Mal Pentacity dan Hotel Grand Jatra dengan melibatkan stakeholders ekonomi dan keuangan syari’ah di Kawasan Timur Indonesia serta berfokus dalam dua kegiatan utama.
“Nanti ada Economic Shari’ah Forum yang berisi seminar atau diskusi panel dan Shari’ah Economic Fair yang berisi pameran UMKM, lomba islami, talkshow wirausaha dan syi’ar halal lifestyle,” bebernya.
Bagi Bank Indonesia, FESyar Kawasan Timur Indonesia 2018 merupakan upaya untuk mengembangkan sektor keuangan dengan perekonomian di sektor riil. “Sekaligus untuk mengenalkan produk maupun kegiatan terkait ekonomi syariah secara terstruktur,” jelasnya.
Bank Indonesia berharap FESyar memberikan kontribusi untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Kawasan Timur Indonesia. “Juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas dan inklusif,” pungkasnya. (hn)
suharman tabrani
BALIKPAPAN - Kalimantan Timur merupakan provinsi yang memiliki potensi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Kawasan Timur Indonesia. Itu terlihat dari besarnya kapasitas ekonomi Kaltim dengan kontribusi sebesar 21,08 persen terhadap ekonomi KTI dan 4,21 persen terhadap ekonomi nasional.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Suharman Tabrani mengatakan, kondisi itu didukung pula dengan demografi karena 85,38 persen penduduk Kalomantan Timur beragama Islam.
“Ditambah lagi besarnya potensi pondok pesantren sehingga menjadi pilar yang cukup kuat bagi pengembangan perekonomian syariah di Kalimantan Timur,” kata Suharman Tabrani (30/10).
Tak hanya itu, lembaga keuangan syariah sebagai motor penggerak industri juga terus menjalankan fungsi intermediasi melalui perbankan syariah di Kalimantan Timur seperti Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) serta Baitul Mal wa Tamwil (BMT).
“Pangsa pembiayaan oleh perbankan syari’ah terus bertambah dengan kontribusi sebesar 6,83 persen terhadap total pembiayaan di Kalimantan Timur,” lanjutnya.
Bertumbuhnya ekonomi dan keuangan syariah juga didorong oleh sinergitas antara Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Pemerintah Daerah, Perbankan, Asosiasi, Pesantren serta Organisasi Masyarakat Islam yang terus melakukan berbagai program akselerasi ekonomi syariah.
“Salah satu bentuk akselerasi melalui Festival Ekonomi Syari’ah (FESyar) Kawasan Timur Indonesia 2018 yang kami selenggarakan pada 2 sampai 4 November mendatang dan Balikpapan menjadi tuan rumahnya,” ungkap Suharman.
FESyar, lanjut Suharman, akan dilakukan di Mal Pentacity dan Hotel Grand Jatra dengan melibatkan stakeholders ekonomi dan keuangan syari’ah di Kawasan Timur Indonesia serta berfokus dalam dua kegiatan utama.
“Nanti ada Economic Shari’ah Forum yang berisi seminar atau diskusi panel dan Shari’ah Economic Fair yang berisi pameran UMKM, lomba islami, talkshow wirausaha dan syi’ar halal lifestyle,” bebernya.
Bagi Bank Indonesia, FESyar Kawasan Timur Indonesia 2018 merupakan upaya untuk mengembangkan sektor keuangan dengan perekonomian di sektor riil. “Sekaligus untuk mengenalkan produk maupun kegiatan terkait ekonomi syariah secara terstruktur,” jelasnya.
Bank Indonesia berharap FESyar memberikan kontribusi untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Kawasan Timur Indonesia. “Juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas dan inklusif,” pungkasnya. (hn)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.