Senin, 02/09/2019
Senin, 02/09/2019
Dipilihnya Kaltim menjadi ibu kota negara baru membuat industri perhotelan di Kota Balikpapan mulai menggeliat. ( Foto: Hendra / korankaltimcom)
Senin, 02/09/2019
Dipilihnya Kaltim menjadi ibu kota negara baru membuat industri perhotelan di Kota Balikpapan mulai menggeliat. ( Foto: Hendra / korankaltimcom)
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Dipilihnya dua kawasan kabupaten di Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota Negara (IKN) seolah menjadi air yang menyejukan bagi pelaku jasa perhotelan. Pasalnya, okupansi hotel belum menggembirakan semenjak anjloknya harga acuan batu bara.
Penasihat Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan, Sugianto berharap penetapan IKN berdampak positif pada tingkat keterisian karena okupansi saat ini masih berkisar 40 persen.
“Memang okupansi belum menggembirakan karena 4 tahun lalu bisa sampai 60 persen, makanya kami sangat menyambut IKN di Kaltim,” kata Sugianto, Minggu (1/9).
Dampak penetapan IKN memang sudah dirasakan pelaku bisnis perhotelan. Okupansi mulai terkerek naik meski belum mencapai 60 persen. Kenaikan itu dikarenakan adanya beberapa pertemuan tingkat nasional yang digelar di Kota Balikpapan.
“Pertemuan yang dilakukan pemerintah digelar di hotel, pesertanya banyak dari luar kota, tentu itu berimbas pada kenaikan okupansi,” ujarnya.
Sehingga banyaknya pertemuan yang dilaksanakan di hotel-hotel sejalan dengan visi misi Pemerintah Kota Balikpapan yang ingin menjadikan Madinatul Iman sebagai kota MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition).
“Tahun ini setelah Pemilihan Presiden, harapannya naik, 2020 nanti juga berharap semakin baik, semua kegiatan mendongkrak okupansi,” harap Sugianto yang juga menjabat Direktur Operasional Hotel Platinum.
Tak hanya berharap pada IKN, hotel-hotel yang tergabung dalam PHRI juga menginginkan tingkat keterisian kamar mengalami peningkatan sejak dilantiknya anggota DPRD Balikpapan dan DPRD Kalimantan Timur. Termasuk pula menggelar berbagai event yang bisa menarik kunjungan
“Memang kalau destinasi wisata dan company agar berkurang karena segmen pasarnya beda. Caranya menaikan ya dengan event-event yang bisa dilakukan pemerintah. Kalau untuk pihak swasta masih kurang,” pungkasnya.
Penulis: */Hendra
Editor: M.Huldi
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.