Senin, 14/05/2018

Balikpapan Barat Perlu Rumah Sakit Umum

Senin, 14/05/2018

RS BERSALIN Sayang Ibu di kecamatan Balikpapan Barat ini dianggap kurang representatif karena hanya melayani ibu hamil dan anak-anak saja. (hendra / korankaltim)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Balikpapan Barat Perlu Rumah Sakit Umum

Senin, 14/05/2018

logo

RS BERSALIN Sayang Ibu di kecamatan Balikpapan Barat ini dianggap kurang representatif karena hanya melayani ibu hamil dan anak-anak saja. (hendra / korankaltim)

BALIKPAPAN - Layanan kesehatan yang representatif hingga kini belum dimiliki warga di kecamatan Balikpapan Barat. Meski konsep pembangunannya telah mengemuka sejak beberapa bulan lalu.

Anggota Komisi III DPRD Balikpapan Baharuddin Daeng Lala mengatakan, warga membutuhkan rumah sakit umum, dikarenakan RS Bersalin Sayang Ibu, khusus melayani ibu hamil dan anak, kurang memadai.

“Wacana itu terus naik ke permukaan, karena memang warga di sana sangat membutuhkan. Rumah sakit yang ada kan rata-rata terpusat di perkotaan,” kata Daeng Lala, Minggu (13/5).

Politisi yang akrab disapa Daeng Lala ini pun menyebut ada ketidakadilan dalam fasilitas kesehatan untuk masyarakat. “Warga terpaksa harus menempuh jarak yang jauh untuk sekadar berobat ke rumah sakit,” ujarnya.

Menurutnya, lahan yang strategis untuk pembangunan rumah sakit berlokasi di RT 25 Kelurahan Baru Ulu. “Itu menjadi proyeksi karena lahannya yang luasnya sekira 1 hektare itu cukup memungkinkan,” ujarnya.

Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan Mieke Henny menambahkan, alternatif lainnya adalah dengan memindahkan RS Bersalin Sayang Ibu ke kawasan Gunung Jumpi, di kelurahan Baru Ulu.

“Jadi, rumah sakit itu nanti tidak hanya melayani ibu hamil dan anak-anak saja, tapi juga untuk pasien umum lainnya. Saya sudah meminta dianggarkan untuk pembebasan lahan di APBD perubahan. Sehingga pengerjaan fisik bisa dilakukan pada 2019,” imbuhnya.

Pembebasan lahan itu diperkirakan mencapai Rp15 miliar melalui mekanisme appraisal. “Itu kan diestimasikan dan akan ada kajian mulai dari luasan tanah dan NJOP-nya,” jelas Mieke.

Fokus pembangunan fasilitas kesehatan itu, lanjut Mieke, selain di Balikpapan Barat juga untuk kecamatan Balikpapan Timur yang kini telah memiliki lahan tapi untuk Puskesmas. Namun dirinya belum bisa memastikan anggaran proyek fisiknya.

“Lahannya dibebaskan dulu, baru dikaji pembangunan fisiknya. Kalau lahan sudah bebas, kita mau ngomong model bangunan dan hal yang lain jadi lebih gampang. Ini lahannya aja belum deal,” tandasnya. (hn518)

Balikpapan Barat Perlu Rumah Sakit Umum

Senin, 14/05/2018

RS BERSALIN Sayang Ibu di kecamatan Balikpapan Barat ini dianggap kurang representatif karena hanya melayani ibu hamil dan anak-anak saja. (hendra / korankaltim)

Berita Terkait


Balikpapan Barat Perlu Rumah Sakit Umum

RS BERSALIN Sayang Ibu di kecamatan Balikpapan Barat ini dianggap kurang representatif karena hanya melayani ibu hamil dan anak-anak saja. (hendra / korankaltim)

BALIKPAPAN - Layanan kesehatan yang representatif hingga kini belum dimiliki warga di kecamatan Balikpapan Barat. Meski konsep pembangunannya telah mengemuka sejak beberapa bulan lalu.

Anggota Komisi III DPRD Balikpapan Baharuddin Daeng Lala mengatakan, warga membutuhkan rumah sakit umum, dikarenakan RS Bersalin Sayang Ibu, khusus melayani ibu hamil dan anak, kurang memadai.

“Wacana itu terus naik ke permukaan, karena memang warga di sana sangat membutuhkan. Rumah sakit yang ada kan rata-rata terpusat di perkotaan,” kata Daeng Lala, Minggu (13/5).

Politisi yang akrab disapa Daeng Lala ini pun menyebut ada ketidakadilan dalam fasilitas kesehatan untuk masyarakat. “Warga terpaksa harus menempuh jarak yang jauh untuk sekadar berobat ke rumah sakit,” ujarnya.

Menurutnya, lahan yang strategis untuk pembangunan rumah sakit berlokasi di RT 25 Kelurahan Baru Ulu. “Itu menjadi proyeksi karena lahannya yang luasnya sekira 1 hektare itu cukup memungkinkan,” ujarnya.

Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan Mieke Henny menambahkan, alternatif lainnya adalah dengan memindahkan RS Bersalin Sayang Ibu ke kawasan Gunung Jumpi, di kelurahan Baru Ulu.

“Jadi, rumah sakit itu nanti tidak hanya melayani ibu hamil dan anak-anak saja, tapi juga untuk pasien umum lainnya. Saya sudah meminta dianggarkan untuk pembebasan lahan di APBD perubahan. Sehingga pengerjaan fisik bisa dilakukan pada 2019,” imbuhnya.

Pembebasan lahan itu diperkirakan mencapai Rp15 miliar melalui mekanisme appraisal. “Itu kan diestimasikan dan akan ada kajian mulai dari luasan tanah dan NJOP-nya,” jelas Mieke.

Fokus pembangunan fasilitas kesehatan itu, lanjut Mieke, selain di Balikpapan Barat juga untuk kecamatan Balikpapan Timur yang kini telah memiliki lahan tapi untuk Puskesmas. Namun dirinya belum bisa memastikan anggaran proyek fisiknya.

“Lahannya dibebaskan dulu, baru dikaji pembangunan fisiknya. Kalau lahan sudah bebas, kita mau ngomong model bangunan dan hal yang lain jadi lebih gampang. Ini lahannya aja belum deal,” tandasnya. (hn518)

 

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.