Selasa, 08/08/2017
Selasa, 08/08/2017
Selasa, 08/08/2017
Biaya Pembangunan Bisa Lebih Irit Rp 1 Triliun
PENAJAM – Rencana pembangunan jembatan tol Teluk Balikpapan menyepakati desain menggunakan dua pilar atau tiang. Pertemuan dilakukan Jumat (4/8) lalu. Ini diungkapkan Bupati PPU, H Yusran Aspar, kemarin.
“Kami lega karena telah ada kesepakatan bahwa desain jembatan menggunakan dua pilar dengan desain dua tersebut menurut kami, selain biaya menjadi lebih murah juga menekan besaran tarif masuk menuju ke jalan tol tersebut,”ujarnya.
Dibeberkan Yusran, memang keputusan untuk penentuan tarif dasar ditentukan oleh pusat. Tapi pihaknya berharap tarif yang ditentukan tidak melebihi rencana awal, sekitar Rp200 ribu bagi kendaraan roda empat dan Rp15 ribu kendaraan roda dua.
“Hingga kini kita juga masih menunggu kepastian lalulintas harian rata-rata (LHR) sehingga dapat diperkirakan tarif serendah mungkin, sementara perhitungan LHR awal kami nilai kurang valid sehingga jumlah kendaraan yang lalu di PPU dan bakal menggunakan tol itu jumlah hanya mencapai 2 ribu saja sementara seharusnya mencapai 4 ribu lebih,”tukasnya.
“Akibat rendahnya LHR dan berubahnya desain menjadi empat tiang, sempat membuat kaget sejumlah pihak, termasuk DPRD PPU sendiri dimana ketika itu estimasi tarif jembatan tol mencapai Rp350 ribu. Mereka berpikir tarif itu terlalu mahal dan tidak masuk akal dan berharap tarif menjadi lebih murah,”katanya.
Dijelaskannya, dengan rencana menggunakan desain dua pilar, hasil simulasi awalnya menunjukkan tarif masuk Rp 250 ribu untuk mobil dan Rp 25 ribu untuk roda dua. Sementara masa konsesi jembatan sendiri selama 40 Tahun. Meski begitu, willingness to pay (WTP) atau keinginan dan kemampuan masyarakat untuk masuk tol cukup tinggi. Selain lebih murah dari transportasi laut yang ada, melalui jembatan akan menghemat waktu tempuh perjalanan.
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan, LHR bukan lagi masalah besar. Sebab, sudah banyak contoh pembangunan insfrastruktur di negara lain tak lagi memikirkan LHR. Misalnya Tiongkok saat membangun tol dan bandara tidak ambil pusing tentang kajian LHR.
“Yang penting tercipta dulu insfrastrukturnya. Saya yakin jembatan ini akan akan laku karena masyarakat PPU, Paser bahkan hingga Kalsel akan berbondong-bondong ke sini karena aksesnya sudah mudah, “kata Awang.
Penggunaan dua pilar pada jembatan dengan panjang 5,4 kilometer ini akan memangkas biaya konstruksi yang semula menelan biaya Rp 9,4 triliun jika menggunakan empat pilar. “Kami tetap minta dua pilar dan anggarannya berkurang menjadi Rp8,4 triliun. Hasil kajian konsultan itu memungkinkan. Jadi saya rasa tidak akan ada masalah lagi dan rencana ini sudah final,” tegasnya.
Awang juga menegaskan desain ini tidak akan mengganggu alur kapal ke Pelabuhan Semayang maupun Pelabuhan Kariangau. Hal ini juga seperti diungkapkan Team Leader Basic Desain Jembatan Tol Balikpapan dari PT LAPI Ganeshatama ITB. (nav)
Biaya Pembangunan Bisa Lebih Irit Rp 1 Triliun
PENAJAM – Rencana pembangunan jembatan tol Teluk Balikpapan menyepakati desain menggunakan dua pilar atau tiang. Pertemuan dilakukan Jumat (4/8) lalu. Ini diungkapkan Bupati PPU, H Yusran Aspar, kemarin.
“Kami lega karena telah ada kesepakatan bahwa desain jembatan menggunakan dua pilar dengan desain dua tersebut menurut kami, selain biaya menjadi lebih murah juga menekan besaran tarif masuk menuju ke jalan tol tersebut,”ujarnya.
Dibeberkan Yusran, memang keputusan untuk penentuan tarif dasar ditentukan oleh pusat. Tapi pihaknya berharap tarif yang ditentukan tidak melebihi rencana awal, sekitar Rp200 ribu bagi kendaraan roda empat dan Rp15 ribu kendaraan roda dua.
“Hingga kini kita juga masih menunggu kepastian lalulintas harian rata-rata (LHR) sehingga dapat diperkirakan tarif serendah mungkin, sementara perhitungan LHR awal kami nilai kurang valid sehingga jumlah kendaraan yang lalu di PPU dan bakal menggunakan tol itu jumlah hanya mencapai 2 ribu saja sementara seharusnya mencapai 4 ribu lebih,”tukasnya.
“Akibat rendahnya LHR dan berubahnya desain menjadi empat tiang, sempat membuat kaget sejumlah pihak, termasuk DPRD PPU sendiri dimana ketika itu estimasi tarif jembatan tol mencapai Rp350 ribu. Mereka berpikir tarif itu terlalu mahal dan tidak masuk akal dan berharap tarif menjadi lebih murah,”katanya.
Dijelaskannya, dengan rencana menggunakan desain dua pilar, hasil simulasi awalnya menunjukkan tarif masuk Rp 250 ribu untuk mobil dan Rp 25 ribu untuk roda dua. Sementara masa konsesi jembatan sendiri selama 40 Tahun. Meski begitu, willingness to pay (WTP) atau keinginan dan kemampuan masyarakat untuk masuk tol cukup tinggi. Selain lebih murah dari transportasi laut yang ada, melalui jembatan akan menghemat waktu tempuh perjalanan.
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan, LHR bukan lagi masalah besar. Sebab, sudah banyak contoh pembangunan insfrastruktur di negara lain tak lagi memikirkan LHR. Misalnya Tiongkok saat membangun tol dan bandara tidak ambil pusing tentang kajian LHR.
“Yang penting tercipta dulu insfrastrukturnya. Saya yakin jembatan ini akan akan laku karena masyarakat PPU, Paser bahkan hingga Kalsel akan berbondong-bondong ke sini karena aksesnya sudah mudah, “kata Awang.
Penggunaan dua pilar pada jembatan dengan panjang 5,4 kilometer ini akan memangkas biaya konstruksi yang semula menelan biaya Rp 9,4 triliun jika menggunakan empat pilar. “Kami tetap minta dua pilar dan anggarannya berkurang menjadi Rp8,4 triliun. Hasil kajian konsultan itu memungkinkan. Jadi saya rasa tidak akan ada masalah lagi dan rencana ini sudah final,” tegasnya.
Awang juga menegaskan desain ini tidak akan mengganggu alur kapal ke Pelabuhan Semayang maupun Pelabuhan Kariangau. Hal ini juga seperti diungkapkan Team Leader Basic Desain Jembatan Tol Balikpapan dari PT LAPI Ganeshatama ITB. (nav)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.