TANA PASER – Guna meningkatkan kesadaran dan menekan angka kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), Senin (21/8) kemarin, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Kaltim bersama Polres Paser menggelar Seminar Keselamatan untuk Kemanusiaan di Ballroom Kyriad Sadurengas Hotel.

Kegiatan seminar yang menghadirkan ratusan murid SMP, siswa SMA dan perwakilan club motor ini, turut dihadiri oleh Bupati Paser Yusriansyah Syarkawie, Wadir Lantas Polda Kaltim AKBP Noviar, Kapolres Paser AKBP Dudy Iskandar dan Kasdim 0904 Tanah Grogot Mayor Kav Kelfin.

Selain itu, kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Bupati Paser tersebut juga menghadirkan sejumlah narasumber. Yaitu, Pakar Transportasi Dr Kadarsa, Psikolog Sri Suhartiwi Sujana, Pakar Safety Riding Amri dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Paser.

“Seminar keselamatan untuk kemanusiaan ini, merupakan bagian dari operasi Senyum Bumi Etam 2017. Yang mengedepankan tindakan preemtif dan preventif, untuk menurunkan atau mengurangi jumlah kecelakaan, dan fatalitas korban kecelakaan,” ungkap Wadir Lantas Polda Kaltim AKBP Noviar.

Operasi Senyum Bumi Etam 2017, lanjut dia, adalah sebuah operasi mandiri kewilayahan dengan dua tindakan. Seperti tindakan preemtif dan tindakan preventif. “Untuk preemtif, contohnya seminar, penyuluhan, sosialisasi. Sedangkan preventif, diutamakan peneguran atau teguran yang berpotensi lakalantas,” ucapnya.

Dikatakannya, berdasarkan analisa monitoring dan evaluasi (monev) data lakalantas serta fatalitas korban dan kemampuan anggaran yang ada, maka Ditlantas Polda Kaltim lebih mengedepankan empat Polres untuk penerapan Operasi Senyum Bumi Etam 2017 itu. Yakni, Polresta Samarinda, Balikpapan, Polres Kukar dan Paser.

Disampaikan pula, 2017 adalah pencanangan tahun keselamatan untuk kemanusiaan 2017-2018 oleh Korlantas Mabes Polri. Untuk hal tersebut, Ia berharap, agar masyarakat harus lebih disiplin dan tertib berlalu lintas (berlantas).

Sementara, Dr Kadarsa mengungkapkan, bahwa masih banyak masyarakat yang kurang mematuhi peraturan berlantas. Sehingga, terjadi pelanggaran dan berakibat pada lakalantas. “Banyak masyarakat tertib berlantas, jika hanya ada petugas,” katanya.

banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya lakalantas selain faktor manusianya. Diantaranya, faktor sarana dan prasarana belum maksimal serta faktor kendaraan bermotornya.(sur)