Minggu, 26/11/2017
Minggu, 26/11/2017
Minggu, 26/11/2017
JAKARTA - Semboyan ‘Tut Wuri Handayani’ yang tertulis pada logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ternyata mengganggu pikiran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Semboyan tersebut dinilai kurang lengkap oleh Muhadjir.
“Saya nggal tahu siapa yang buat, namun pemilihan kalimat ‘Tut Wuri Handayani’ di logo ini masih kurang, kalo perlu semboyan lengkap tertulis dalam logo,” kata Muhadjir pada acara puncak perayaan Hari Guru Nasional di kantor Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (25/11).
Pemahaman filosofi dari kalimat lengkap yang dibuat oleh pahlawan nasional pendidikan, Ki Hadjar Dewantara, ‘Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani’ ini dimaknai dengan ‘didepan memberi teladan, ditengah membangkitkan niat dan dibelakang memberikan dorongan’.
Melalui tema “Membangun Pendidikan Karakter melalui Keteladanan Guru” ini Muhadjir menilai makna teladan dalam guru tidak terlihat dalam logo. “Keteladanan guru tidak ada karena makna tut wuri handayani yang mendorong dibelakang. Setelah didorong guru bisa pergi,” ujar Muhadjir.
“Guru diharapkan mampu menerapkan makna dari semboyan kemendikbud, tidak hanya mendorong dan membimbing namun juga sebagai teladan bagi siswa,” kata Muhadjir.
Namun Muhadjir menyatakan sulit untuk mengganti logo karena tentu biaya tidak sedikit dan jadi masalah baru. Muhadjir juga mengkritisi lagu Indonesia Raya yang tidak dinyanyikan secara lengkap. “Ini yang membuat penghayatan lagu ini rendah,” ujarnya. (rol)
JAKARTA - Semboyan ‘Tut Wuri Handayani’ yang tertulis pada logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ternyata mengganggu pikiran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Semboyan tersebut dinilai kurang lengkap oleh Muhadjir.
“Saya nggal tahu siapa yang buat, namun pemilihan kalimat ‘Tut Wuri Handayani’ di logo ini masih kurang, kalo perlu semboyan lengkap tertulis dalam logo,” kata Muhadjir pada acara puncak perayaan Hari Guru Nasional di kantor Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (25/11).
Pemahaman filosofi dari kalimat lengkap yang dibuat oleh pahlawan nasional pendidikan, Ki Hadjar Dewantara, ‘Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani’ ini dimaknai dengan ‘didepan memberi teladan, ditengah membangkitkan niat dan dibelakang memberikan dorongan’.
Melalui tema “Membangun Pendidikan Karakter melalui Keteladanan Guru” ini Muhadjir menilai makna teladan dalam guru tidak terlihat dalam logo. “Keteladanan guru tidak ada karena makna tut wuri handayani yang mendorong dibelakang. Setelah didorong guru bisa pergi,” ujar Muhadjir.
“Guru diharapkan mampu menerapkan makna dari semboyan kemendikbud, tidak hanya mendorong dan membimbing namun juga sebagai teladan bagi siswa,” kata Muhadjir.
Namun Muhadjir menyatakan sulit untuk mengganti logo karena tentu biaya tidak sedikit dan jadi masalah baru. Muhadjir juga mengkritisi lagu Indonesia Raya yang tidak dinyanyikan secara lengkap. “Ini yang membuat penghayatan lagu ini rendah,” ujarnya. (rol)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.