Senin, 08/04/2024

Waspada Virus B Mematikan, Kemenkes RI Sebut Pelancong dari Hong Kong Akan Dipantau Ketat

Senin, 08/04/2024

Ilustrasi. (Foto: Getty Images)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Waspada Virus B Mematikan, Kemenkes RI Sebut Pelancong dari Hong Kong Akan Dipantau Ketat

Senin, 08/04/2024

logo

Ilustrasi. (Foto: Getty Images)

KORANKALTIM.COM - Satu kasus virus B dilaporkan muncul di Hong Kong, menyerang pria berusia 35 tahun pasca dilaporkan berkontak dengan monyet. Pria yang terinfeksi kini dalam kondisi kritis dan menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Kasus virus B terbilang langka, menurut catatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), sejak pertama kali teridentifikasi di 1932, 'hanya' ada laporan 50 orang yang terpapar termasuk di Jepang, hingga China, 21 di antaranya meninggal dunia.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut pemerintah saat ini belum memperketat pintu masuk menyikapi temuan terkait, tetapi sejumlah pelancong yang berasal dari negara 'sumber' infeksi akan dipantau ketat.

"Belum ada pengetatan, hanya peningkatan kewaspadaan terhadap penumpang yang ada gejala demam," beber dr Nadia saat dikonfirmasi detikcom Senin (8/4/2024).

"Terutama berasal dari negara yang terjangkit."

Belum ada vaksin yang ditujukan untuk mencegah risiko keparahan saat terpapar, tetapi pengobatan sejauh ini menggunakan obat antivirus. Kasus virus B pertama yang diketahui pada manusia berada di China, dilaporkan pada 2021, yakni seorang ahli bedah hewan Beijing yang membedah dua monyet mati dan meninggal karena infeksi tersebut sekitar sebulan kemudian.

Dalam kasus saat ini di Hong Kong, pria berusia 37 tahun yang terinfeksi dirawat di Rumah Sakit Yan Chai pada tanggal 21 Maret karena demam dan penurunan tingkat kesadaran. Hingga Rabu (3 April), ia dirawat di unit perawatan intensif. Sampel cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang dinyatakan positif mengandung virus B.

Gejala awal virus B mirip flu dan meliputi demam, menggigil, nyeri otot, kelelahan, dan sakit kepala. Gejala tambahannya meliputi sesak napas, mual, muntah, sakit perut, dan cegukan. Cegukan mungkin berhubungan dengan virus yang menyerang sistem saraf. Orang juga mungkin mengalami lepuh kecil di bagian tubuh yang dicakar atau disentuh monyet.

Pada tahap akhir, infeksi ini dapat menyebabkan peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang. Hal ini dapat menyebabkan sensasi nyeri, mati rasa atau gatal di dekat lokasi luka, serta masalah koordinasi otot dan kerusakan otak dan saraf. Masalah pernapasan dan kematian dapat terjadi dalam satu hari hingga tiga minggu setelah gejala awal muncul, catat CDC.

Masyarakat disarankan untuk menjauhi monyet liar dan menghindari menyentuh atau memberi makan mereka. Jika seseorang terluka oleh monyet, ia harus mencuci lukanya dan segera mencari pertolongan medis.

Editor: Maruly Z

Waspada Virus B Mematikan, Kemenkes RI Sebut Pelancong dari Hong Kong Akan Dipantau Ketat

Senin, 08/04/2024

Ilustrasi. (Foto: Getty Images)

Berita Terkait


Waspada Virus B Mematikan, Kemenkes RI Sebut Pelancong dari Hong Kong Akan Dipantau Ketat

Ilustrasi. (Foto: Getty Images)

KORANKALTIM.COM - Satu kasus virus B dilaporkan muncul di Hong Kong, menyerang pria berusia 35 tahun pasca dilaporkan berkontak dengan monyet. Pria yang terinfeksi kini dalam kondisi kritis dan menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Kasus virus B terbilang langka, menurut catatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), sejak pertama kali teridentifikasi di 1932, 'hanya' ada laporan 50 orang yang terpapar termasuk di Jepang, hingga China, 21 di antaranya meninggal dunia.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut pemerintah saat ini belum memperketat pintu masuk menyikapi temuan terkait, tetapi sejumlah pelancong yang berasal dari negara 'sumber' infeksi akan dipantau ketat.

"Belum ada pengetatan, hanya peningkatan kewaspadaan terhadap penumpang yang ada gejala demam," beber dr Nadia saat dikonfirmasi detikcom Senin (8/4/2024).

"Terutama berasal dari negara yang terjangkit."

Belum ada vaksin yang ditujukan untuk mencegah risiko keparahan saat terpapar, tetapi pengobatan sejauh ini menggunakan obat antivirus. Kasus virus B pertama yang diketahui pada manusia berada di China, dilaporkan pada 2021, yakni seorang ahli bedah hewan Beijing yang membedah dua monyet mati dan meninggal karena infeksi tersebut sekitar sebulan kemudian.

Dalam kasus saat ini di Hong Kong, pria berusia 37 tahun yang terinfeksi dirawat di Rumah Sakit Yan Chai pada tanggal 21 Maret karena demam dan penurunan tingkat kesadaran. Hingga Rabu (3 April), ia dirawat di unit perawatan intensif. Sampel cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang dinyatakan positif mengandung virus B.

Gejala awal virus B mirip flu dan meliputi demam, menggigil, nyeri otot, kelelahan, dan sakit kepala. Gejala tambahannya meliputi sesak napas, mual, muntah, sakit perut, dan cegukan. Cegukan mungkin berhubungan dengan virus yang menyerang sistem saraf. Orang juga mungkin mengalami lepuh kecil di bagian tubuh yang dicakar atau disentuh monyet.

Pada tahap akhir, infeksi ini dapat menyebabkan peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang. Hal ini dapat menyebabkan sensasi nyeri, mati rasa atau gatal di dekat lokasi luka, serta masalah koordinasi otot dan kerusakan otak dan saraf. Masalah pernapasan dan kematian dapat terjadi dalam satu hari hingga tiga minggu setelah gejala awal muncul, catat CDC.

Masyarakat disarankan untuk menjauhi monyet liar dan menghindari menyentuh atau memberi makan mereka. Jika seseorang terluka oleh monyet, ia harus mencuci lukanya dan segera mencari pertolongan medis.

Editor: Maruly Z

 

Berita Terkait

KPU Balikpapan Tetapkan 30 Anggota PPK dari Enam Kecamatan Jelang Pilkada Serentak 2024

Gasak Barang-Barang Dibangunan yang Sudah Kosong, Pekerja di Eks Rumah Sakit Tentara Samarinda Ditangkap Polisi

Residivis Spesialis Pencurian di Masjid Raya Samarinda “Dicakar” Tim Elang Setelah Dua Bulan Beraksi

KPU Berau Lantik 65 Anggota PPK dari 13 Kecamatan, Sanksi Pidana Menanti Kalau Melakukan Kesalahan

Bobol Gudang Pupuk di Kecamatan Batu Engau, Empat Karyawan Perusahaan dan Enam Orang Lainnya Ditangkap Polisi

Pekerjakan Anak Dibawah Umur, Pemilik Spa Plus-Plus di Samarinda Ditetapkan Sebagai Tersangka

Hadirkan MPPA, Bukti DP3A Serius Lindungi Perempuan dan Anak dari Kekerasan

Distransnaker Buka Pendaftaran Pelatihan Kerja untuki Warga Kukar

Digitalisasi Pendidikan, Ratusan Sekolah di Balikpapan Gunakan Kelas Pintar

Empat Tahun Bersengketa Terkait Perizinan, Empat Kios di Pantai Pemedas Samboja Akhirnya Disegel Pengadilan Negeri Tenggarong

Wakili Kaltim, 16 Pelajar Ikuti Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional

Sebagian Besar Lansia, 324 Calon Jemaah Haji Samarinda Berangkat ke Embarkasi Balikpapan Dini Hari Tadi

Hadirkan Semangat Mahasiswa, Nurhayati Subakat Salurkan Bantuan Beasiswa

Salah Satu Spa dan Massage di Alaya Dipasangi Garis Polisi, Diduga Pekerjakan Anak di Bawah Umur

Dishub Balikpapan Siapkan Regulasi Angkutan Kota, Jalan Utama Diisi Sarana Transportasi Massal

Sukseskan Media Center PON Aceh-Sumut, Kemenkominfo Siapkan Teknologi untuk Akses Informasi

Daniel Mahendra Yuniar Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PDIP Samarinda Diarak Reog

Berau Tuan Rumah Rakorda Bidang Penduduk dan Keluarga Berencana se-Kaltim

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.