Rabu, 12/02/2020
Rabu, 12/02/2020
Sarkowi bersama jajaran narasumber dan Aparatur Desa Bunga Jadi, Kecamatan Muara Kaman usai seminar pendidikan. ( Foto: Ist)
Rabu, 12/02/2020
Sarkowi bersama jajaran narasumber dan Aparatur Desa Bunga Jadi, Kecamatan Muara Kaman usai seminar pendidikan. ( Foto: Ist)
KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Anggota DPRD Provinsi Kaltim Sarkowi V Zahry menjadi pembicara seminar pendidikan, pengabdian kepada masyarakat bagi dosen dan mahasiswa pascasarjana Universitas Mulawarman, di Desa Bunga Jadi, Kecamatan Muara Kaman, Selasa (11/2).
“Sebuah kebanggaan bisa menjadi salah satu narasumber seminar dan lokakarya pendidikan dalam pengabdian masyarakat, dosen dan mahasiswa pascasarjana Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Unmul di Desa Bunga Jadi Muara Kaman. Kami turut mendampingi narasumber lain yang hebat, yakni Bapak Dr H Yusak Hudiyono MPd, Ibu Dr Hj Widyatmike GM, MHum dan Ibu Nurhana, SPd,” kata Sarkowi.
Sarkowi juga mengaku bangga dan bersyukur bisa bertemu dengan sosok Kepala Desa Bunga Jadi, Ismit yang mendedikasikan jabatannya untuk peningkatan pendidikan di Kukar khususnya di Muara Kaman.
“Beliau seorang kepala desa yang hebat, berdedikasi pada kemajuan desa dan dikenal sangat peduli pada rakyatnya. Juga bisa mendengar aspirasi para pahlawan tanpa tanda jasa di wilayah Kecamatan Muara Kaman dengan difasilitasi oleh Bapak Suyani dan rekan-rekannya,” ungkapnya.
Dari seminar dan kunjungan Sarkowi ke Muara Kaman ini diketahui masih minimnya sarana prasarana dan ketersediaan tenaga guru.
“Pemda perlu seriusi pendidikan di pedesaan. Sub seminar pendidikan ini membahas persoalan pendidikan mulai sarana prasarana, kuantitas dan kualitas guru, sistem pengajaran yang efektif dan kebijakan sektor pendidikan baik oleh pusat maupun pemerintah daerah,” paparnya.
Ia menegaskan, ada kecenderungan sarana dan prasarana sekolah di hulu dan pedesaan masih minim dan hal ini memerlukan perhatian serius oleh pemda. Kekurangan ruang dan fasilitas belajar juga sangat minim. Jumlah guru khususnya guru olahraga dan guru agama belum ideal.
“Ini tentu perlu perhatian serius agar dilakukan rekrutmen guru sesuai kebutuhan juga pemberian insentif lebih besar untuk guru agar bersedia bertugas di wilayah hulu dan pedesaan. Selama ini ada kecenderungan guru-guru lebih memilih tugas di perkotaan. Sementara ketika sekolah akan mengangkat guru honorer tidak diperbolehkan, bahkan menjadi objek pemeriksaan dan temuan,” tegas Sarkowi.
Penulis: */Heriansyah
Editor: M. Huldi
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.