Senin, 03/07/2017
Senin, 03/07/2017
Senin, 03/07/2017
SANGATTA – Perjuangan panjang Kepala Adat Besar Kutai Timur Sayyid Abdal Nanang Al Hasani agar Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Kaltim Prima Coal (KPC) menyentuh langsung masyarakat adat berbuah manis. Perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia itu akan mengalokasikan dana hampir Rp20 miliar pertahunnya.
“Mulai berjalan tahun depan. 20 miliar itu dalam bentuk program atau kegiatan-kegiatan, bukan uang tunai,” terangnya, Penyaluran tersebut, akan menyasar beberapa aspek. Di antaranya berupa kegiatan adat dalam upaya peningkatan kapasitas budaya seluruh paguyuban etnis di Kutim.
Peningkatan sektor pertanian masyarakat juga menjadi konsen penting dalam penyaluran tanggung jawab sosial perusahaan tersebut. “Juga mendukung pariwisata Kutim dengan pembukaan akses menuju tempat wisata yang bersentuhan langsung dan pastinya menjadi peran penting keterlibatan masyarakat adat,” tuturnya.
Adapun mekanisme yang penyaluran akan dibahas dalam lokakarya yang rencanya digelar dalam waktu dekat ini. Lokakarya tersebut akan menyusun program-program yang akan dilaksanakan sepanjang 2018.
Sekadar diketahui, kesepakatan antara kepala adat dan PT KPC itu difasilitasi Pemkab Kutim dalam rapat terbatas yang dilaksanakan di kantor Bappeda Kutim, Rabu (21/06) lalu. Hadir saat itu Bupati Kutim Ismunandar didampingi Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang, Sekda Kutim Irawansyah, perwakilan perusahaan, serta Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kutim Rustam Effendi Lubis dan kepala Adat Besar Kutim.
Dalam rapat tersebut, Pemkab Kutim menelurkan kesepakatan dengan PT KPC soal Corporate Social Reponsibility (CSR) bagi masyarakat adat Kutim. Dalam kesepakatan bersama itu, PT KPC sepakat untuk mengalokasikan anggaran untuk program CSR tersebut. “Dari perusahaan sudah disepakati, ada program CSR khusus untuk masyarakat adat Kutim,” ujar Lubis, sapaan ketua BPPD Kutim.
Adapun mekanisme yang penyaluran dilaksanakan akan dibahas dalam Lokakarya CSR Masyarakat Adat yang rencanya digelar setelah lebaran. “Inti program adalah peningkatan pertanian masyarakat adat, pembukaan akses pariwisata Kutim dan peningkatan kapasitas budaya semua paguyuban etnis di Kutim,” pungkasnya. (yul1116)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.