Rabu, 04/10/2017

Nasib 1.600 Tenaga Kontrak Total E&P Belum Jelas

Rabu, 04/10/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Nasib 1.600 Tenaga Kontrak Total E&P Belum Jelas

Rabu, 04/10/2017

SAMARINDA – Peralihan pengelolaan Blok Mahakam dari Total E&P Indonesie ke PT Pertamina diterpa isu tak sedap. Hingga kini nasib tenaga kontrak Total E&P Indonesia yang jumlahnya 1.600 orang belum jelas.

Sekretaris Fraksi PDIP di DPRD Kaltim, Edy Kurniawan mengaku  beberapa waktu lalu ada enam orang perwakilan serikat pekerja Total E&P Indonesia yang datang dan menayakan nasib mereka apakah dipakai oleh Pertamina atau tidak. 

“Angka itu dibagi dua kelompok, yakni tenaga kontrak tanpa batasan waktu dan kontrak dengan batasan waktu,” kata Edy, Rabu (4/10) kemarin. 

Lajut Edy menjelaskan, tenaga kontrak tanpa batasan waktu adalah tenaga kerja yang terus dipakai selama pekerjaan yang memerlukan kemampuannya masih ada. Sementara itu, kontrak dengan batasan waktu adalah tenaga kerja yang kontraknya akan diperpanjang jika masa kontrak habis. Enam perwakilan serikat pekerja ini resah lantaran Pertamina sudah menawarkan pekerjaan untuk karyawan permanen. 

“Sedangkan, 1.600 orang ini belum jelas,” ungkapnya. Padahal, secara jumlah tenaga kontrak hampir separuh dari total karyawan. 

“Aspirasi dari perwakilan pekerja tersebut penting. Pasalnya, hampir semua tenaga kontrak adalah warga Kaltim sendiri,” tutup Edy.

Terpisah, anggota Komisi VII  DPR RI Hadi Mulyadi menjelaskan, soal tenaga kerja itu sudah diserahkan kepada PT Pertamina. 

“Mereka nantinya yang akan berkoodinasi dengan Total,” ujar Hadi. Pertamina dalam beberapa kali pertemuan menyampaikan secara lisan berkomitmen akan mengakomodasi tenaga eks Total.

Diketahui Blok Mahakam adalah penyuplai devisa tertinggi dari sektor migas. Secara logika, kata dia, Pertamina tak mau ambil risiko memberhentikan karyawan besar-besaran karena menyangkut produksi migas. 

“Dan tentu imbasnya ke devisa negara,” tuturnya.  Jika melihat jumlah karyawan kontrak yang jumlahnya nyaris setengah, ia tak yakin Pertamina akan menggantung nasib mereka. Namun, lanjutnya, tak 100 persen tenaga akan dipakai. 

“Misal, ada karyawan sudah dekat masa pensiun mungkin akan dipensiunkan,” tuturnya. (sab)


Nasib 1.600 Tenaga Kontrak Total E&P Belum Jelas

Rabu, 04/10/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.