BONTANG – Menjadi salah satu dari enam kelurahan yang memiliki cakupan imunisasi terendah, Lurah Satimpo Reni Eka Wahyuni menepis jika wilayahnya disebut seperti itu. Menurutnya, sasaran yang diberikan terhadap wilayahnya terlalu tinggi, padahal fakta dilapangan tidak seperti itu.

“Sasaran yang diberikan ke kami terlalu tinggi, padahal kondisi riilnya tidak sedemikian,” ujar Reni, data ditemui di ruang kerjanya, Kantor Kelurahan Satimpo Bontang Selatan, Kamis (25/1). “Sasaran angka capaian yang ditentukan Dinkes dan BPJS, bukan angka riil. Di Satimpo banyak warganya yang pindah keluar kota selain itu jumlah bayi atau yang wajib imunisasi dasar hanya sedikit”.

Dilanjutkannya, wilayah Satimpo pengetahuan kesehatan warganya cukup baik. Karena perusahaan PT LNG Badak masuk wilayah yang dipimpinnya tersebut. Namun Ia tidak menepis jika warganya ada sebagian yang anti vaksin. “Dan itu lumayan banyak, hanya saja jumlahnya kami tidak bisa merinci,” terangnya.

Dikatakan Reni, angka sasaran yang diberikan Dinkes adalah 600 cakupan imunisasi, padahal data riel hanyalah 220 orang. “Dari data riil semua RT di Satimpo yang ada di empat posyandu yang sudah terdata imunisasi adalah 195 anak,” jelas Reni.

Jadi, lanjut Reni, hanya sekitar 25 bayi balita yang tidak melakukan imunisasi. Dan kemungkinan mereka inilah yang masuk dalam kategori anti imunisasi, karena meragukan kehalalan kandungan imunisasi. 

Reni juga mengaku, pihaknya telah melakukan upaya untuk gerakkan imunisasi. “Kami sudah sampaikan pamphlet juga sebar melalui WA, imbauan mengikuti program vaksin serentak, yang rencananya akan dilakukan di enam kelurahan,” pungkasnya. (cil)