Kamis, 24/08/2017
Kamis, 24/08/2017
Kamis, 24/08/2017
Anda baru saja pulang dari liburan, kulit masih tan karena banyak berjemur di pantai atau pegal di kaki belum hilang karena banyak berjalan menjelajah kota. Tetapi, setelah cuti habis dan kembali bekerja, mengapa perasaan cemas dan stres justru mendominasi?
Perasaan stres pascaliburan atau disebut juga dengan post-vacation blues, adalah hal yang normal dialami setelah kita mengalami kegembiraan liburan.
“Kembali ke dunia nyata, menghadapi pekerjaan yang menumpuk setelah ditinggal liburan, akan menyebabkan sensasi kecemasan, bahkan kesedihan yang bisa mengurangi manfaat liburan yang sudah kita dapatkan,” kata Dr.Josh Klapow, psikolog.
Salah satu pemicu stres itu adalah karena kita jarang berlibur sehingga tidak punya strategi untuk kembali menyesuaikan diri dengan rutinitas sepulang melancong.
Efek tidak nyaman setelah liburan itu terkadang membuat orang jadi malas mengambil cuti dan berlibur.
Menurut Klapow, masalahnya bukan pada liburan, tetapi pada cara kita menghadapinya.
“Jika dilakukan dengan benar, berlibur bisa mengurangi stres, meremajakan kembali tubuh dan pikiran, serta mengisi ulang bateri emosional saat kembali bekerja,” katanya.
Kuncinya adalah membuat rencana liburan yang santai dan transisi halus sebagai persiapan kembali bekerja. “Semuanya tergantung pada sebelum kita pergi, selama liburan, dan setelah pulang,” katanya.
Sebelum mengambil cuti agak panjang untuk berlibur, usahakan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang butuh upaya lebih, misalnya menyelesaikan proposal, merespon email penting, atau menyusun janji pertemuan.
Tak kalah penting adalah memberi tahu atasan, kolega, dan juga klien bahwa Anda akan cuti. Ini penting karena kita hidup di era seseorang bisa dihubungi 24 jam sehari. (kcm)
Anda baru saja pulang dari liburan, kulit masih tan karena banyak berjemur di pantai atau pegal di kaki belum hilang karena banyak berjalan menjelajah kota. Tetapi, setelah cuti habis dan kembali bekerja, mengapa perasaan cemas dan stres justru mendominasi?
Perasaan stres pascaliburan atau disebut juga dengan post-vacation blues, adalah hal yang normal dialami setelah kita mengalami kegembiraan liburan.
“Kembali ke dunia nyata, menghadapi pekerjaan yang menumpuk setelah ditinggal liburan, akan menyebabkan sensasi kecemasan, bahkan kesedihan yang bisa mengurangi manfaat liburan yang sudah kita dapatkan,” kata Dr.Josh Klapow, psikolog.
Salah satu pemicu stres itu adalah karena kita jarang berlibur sehingga tidak punya strategi untuk kembali menyesuaikan diri dengan rutinitas sepulang melancong.
Efek tidak nyaman setelah liburan itu terkadang membuat orang jadi malas mengambil cuti dan berlibur.
Menurut Klapow, masalahnya bukan pada liburan, tetapi pada cara kita menghadapinya.
“Jika dilakukan dengan benar, berlibur bisa mengurangi stres, meremajakan kembali tubuh dan pikiran, serta mengisi ulang bateri emosional saat kembali bekerja,” katanya.
Kuncinya adalah membuat rencana liburan yang santai dan transisi halus sebagai persiapan kembali bekerja. “Semuanya tergantung pada sebelum kita pergi, selama liburan, dan setelah pulang,” katanya.
Sebelum mengambil cuti agak panjang untuk berlibur, usahakan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang butuh upaya lebih, misalnya menyelesaikan proposal, merespon email penting, atau menyusun janji pertemuan.
Tak kalah penting adalah memberi tahu atasan, kolega, dan juga klien bahwa Anda akan cuti. Ini penting karena kita hidup di era seseorang bisa dihubungi 24 jam sehari. (kcm)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.