BANYUASIN –  Melantik SA Supriono, Bupati Banyuasin definitif untuk sisa masa jabatan 2013-2018, Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas pangan. Alex Noerdin minta Banyuasin menjadi pusat lumbung padi terbesar di Sumatera Selatan.

“Ada banyak hal yang harus dikerjakan oleh Bupati, salah satunya menjadikan Banyuasin sebagai lumbung padi yang menjadi pasokan utama di Sumatera Selatan. Bagaimana Banyuasin dapat memberikan dukungan dan memberikan sumbangsih pada kesejahteraan masyarakat dari hasil panen yang cukup tinggi,” kata Alex Noerdin saat memberikan amanat pelantikan Bupati Banyuasin di gedung Graha Bina Praja Pemprov Sumsel, Selasa (3/10).

Menurut Alex Noerdin, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan setiap tahun memiliki target 2,5 juta ton beras yang dihasilkan dari petani padi yang ada di Sumatera Selatan. Banyuasin menjadi salah satu kabupaten yang memberikan sumbangsih terbesar.

Untuk itu, Alex meminta Supriono sebagai Bupati Banyuasin memperhatikan petani, terutama dengan cuaca yang tidak menentu saat ini. Sehingga target panen beras setiap tahun dapat tercapai.

“Kita punya target 2,5 juta ton beras setiap tahun dari petani padi yang ada di daerah Sumatera Selatan, dan Banyuasin adalah kabupaten dengan sumbangsih terbesar. Jadi Bupati, tolong diperhatikan petani ini agar target pangan kita tercapai,” sambungnya.

Selain sebagai lumbung padi, Alex mengingatkan Supriono bahwa Banyuasin merupakan salah satu daerah yang selalu terjadi kebakaran hutan dan lahan selain Ogan Komering Ilir dan Ogan Ilir. Untuk itu, dia meminta Bupati cepat tanggap setelah dilantik hari ini.

“Banyuasin salah satu kabupaten yang selalu terbakar selain OKI dan Ogan Ilir. Tolong, kepala daerah itu cepatlah turun dan tangani, jangan diam saja. Hati-hati, sekarang musim panas dan lahan cepat terbakar,” kata Alex turut mengingatkan Bupati OKI Iskandar dan Ogan Ilir Ilyas Panji, yang hadir dalam pelantikan.

Supriono dilantik untuk sisa jabatan sebagai Bupati Banyuasin setelah bupati sebelumnya, Yan Anton Ferdian, divonis hakim tindak pidana korupsi dengan hukuman 6 tahun penjara. Yan Anton terbukti menerima suap dari pengusaha saat menjabat bupati. (dtc)