Jumat, 16/02/2024

Soroti Stunting, Anggota DPRD Samarinda Sebut Pernikahan Dini Ikut Menjadi Faktor Mempengaruhi

Jumat, 16/02/2024

Ilustrasi anak-anak yang mengalami stunting. (Foto: Istimewa)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Soroti Stunting, Anggota DPRD Samarinda Sebut Pernikahan Dini Ikut Menjadi Faktor Mempengaruhi

Jumat, 16/02/2024

logo

Ilustrasi anak-anak yang mengalami stunting. (Foto: Istimewa)

Penulis: */Ainur Rofiah

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, Sani Bin Husain meminta pemerintah serius melakukan penanganan stunting. Dia menyampaikan jika Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang besar tidak akan bermanfaat jika anak-anak kurang gizi.

“Ya untuk apa APBD tinggi, kalau anak-anak kurang gizi, tidak berguna itu berarti. Tapi kalau soal stunting ini jangan berpikir direct (langsung), atau parsial,” ujar Sani, Jumat (16/2/2024).

Menurutnya untuk mencegah atau menangani terjadinya stunting tidak sesederhana memberikan makan nasi dan telur saja, sebab, Sani menegaskan jika faktor terjadinya stunting ada beberapa hal, diantaranya pernikahan dini, di mana pada saat si ibu hamil pada usia yang sangat muda, ditambah dengan kondisi ekonomi rumah tangga yang rendah.

“Kondisi ekonomi rumah tangga, contohnya suaminya penggangguran, bisa jadi itu stunting. Karena setiap hari dari hamil, makannya mi terus, tidak ada gizinya sama sekali,” terangnya.

Langkah selanjutnya bisa dengan edukasi kepada remaja putri untuk mengkonsumsi tablet penambah darah. Dari sini, Sani Kembali menegaskan jika stunting harus mendapatkan perhatian dari semua sektor.

Komando utama dari penanganan dan pencegahan stunting adalah pimpinan daerah. Namun untuk target akhir tahun, dia belum berani memberikan pandangan.

“Komandonya harus wali kota kita, ya nanti marilah kita lihat bersama-sama diakhir 2024, berkurang atau bertambah. Saya penasaran juga, tapi untuk saat ini belum ya, langkah yang diambil efektif atau tidak kita tunggu hasil. Karena saya tidak bisa jawab sekarang,” urainya.

Sani menilai, masalah paling krusial yang harus dicegah adalah pernikahan dini, dan menurutnya ini sangat berpengaruh. Di mana, remaja yang sebetulnya belum siap hamil, namun terlanjur hamil.

Pergaulan dan masalah hamil di luar nikah juga harusnya bisa lebih serius ditangani. Di mana, biasanya pihak perempuan yang akan lebih tertekan dari pihak laki-laki. “Ini istilah baru saya buat GBHN atau Gawi Bedahulu Hanyar Nikah. Itu ibunya pusing, tidak siap melahirkan, kemudian anaknya tidak terurus, suaminya pengangguran,” tegasnya.

Tak hanya orang tua, Sani Kembali menegaskan bahwa kenakalan remaja, pernikahan dini, hingga stunting ini menjadi masalah yang harus diselesaikan semua pihak.


Editor: Maruly Z


Soroti Stunting, Anggota DPRD Samarinda Sebut Pernikahan Dini Ikut Menjadi Faktor Mempengaruhi

Jumat, 16/02/2024

Ilustrasi anak-anak yang mengalami stunting. (Foto: Istimewa)

Berita Terkait


Soroti Stunting, Anggota DPRD Samarinda Sebut Pernikahan Dini Ikut Menjadi Faktor Mempengaruhi

Ilustrasi anak-anak yang mengalami stunting. (Foto: Istimewa)

Penulis: */Ainur Rofiah

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, Sani Bin Husain meminta pemerintah serius melakukan penanganan stunting. Dia menyampaikan jika Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang besar tidak akan bermanfaat jika anak-anak kurang gizi.

“Ya untuk apa APBD tinggi, kalau anak-anak kurang gizi, tidak berguna itu berarti. Tapi kalau soal stunting ini jangan berpikir direct (langsung), atau parsial,” ujar Sani, Jumat (16/2/2024).

Menurutnya untuk mencegah atau menangani terjadinya stunting tidak sesederhana memberikan makan nasi dan telur saja, sebab, Sani menegaskan jika faktor terjadinya stunting ada beberapa hal, diantaranya pernikahan dini, di mana pada saat si ibu hamil pada usia yang sangat muda, ditambah dengan kondisi ekonomi rumah tangga yang rendah.

“Kondisi ekonomi rumah tangga, contohnya suaminya penggangguran, bisa jadi itu stunting. Karena setiap hari dari hamil, makannya mi terus, tidak ada gizinya sama sekali,” terangnya.

Langkah selanjutnya bisa dengan edukasi kepada remaja putri untuk mengkonsumsi tablet penambah darah. Dari sini, Sani Kembali menegaskan jika stunting harus mendapatkan perhatian dari semua sektor.

Komando utama dari penanganan dan pencegahan stunting adalah pimpinan daerah. Namun untuk target akhir tahun, dia belum berani memberikan pandangan.

“Komandonya harus wali kota kita, ya nanti marilah kita lihat bersama-sama diakhir 2024, berkurang atau bertambah. Saya penasaran juga, tapi untuk saat ini belum ya, langkah yang diambil efektif atau tidak kita tunggu hasil. Karena saya tidak bisa jawab sekarang,” urainya.

Sani menilai, masalah paling krusial yang harus dicegah adalah pernikahan dini, dan menurutnya ini sangat berpengaruh. Di mana, remaja yang sebetulnya belum siap hamil, namun terlanjur hamil.

Pergaulan dan masalah hamil di luar nikah juga harusnya bisa lebih serius ditangani. Di mana, biasanya pihak perempuan yang akan lebih tertekan dari pihak laki-laki. “Ini istilah baru saya buat GBHN atau Gawi Bedahulu Hanyar Nikah. Itu ibunya pusing, tidak siap melahirkan, kemudian anaknya tidak terurus, suaminya pengangguran,” tegasnya.

Tak hanya orang tua, Sani Kembali menegaskan bahwa kenakalan remaja, pernikahan dini, hingga stunting ini menjadi masalah yang harus diselesaikan semua pihak.


Editor: Maruly Z


 

Berita Terkait

Terima Bantuan Pompa Air, DPTPH Kaltim Maksimalkan untuk Irigasi Pertanian

Mahyudin Kembalikan Formulir Pendaftaran Bacalon Gubernur Kaltim ke PSI dan PKS

Indeks Ketimpangan Gender Kaltim Turun, Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan Mulai Membaik

Empat Jam Listrik di Sangatta Padam, Gangguan Suplai Kelistrikan Berdampak ke Wilayah Lain

Basri Rase dan Najirah Terancam Pecah Kongsi di Pilkada Bontang, PHM Pasangkan dengan Chusnul Dihin

Prilly Mancing Dapat Ikan Kerapu, Resep Masakannya Ditambah Tumis Kangkung Bikin Ngiler

Temui Sultan Kutai, Mahyudin Ingin Tenggarong Menjadi Pusat Budaya di Kaltim

Terdengar Letupan Sekali, Tiga Rumah di Jalan Kemakmuran Gang KNPI Dilahap Api Sore Tadi

Apple Luncurkan iPad Pro, Simak Kelebihan dan Harga Jualnya

Kawasaki Ninja Raib Diparkiran Samping Indekos, Residivis Dibekuk di Pinggir Jalan Soekarno-Hatta KM 1

Raih Opini WTP ke-11, BPK RI Tetap Beri Masukan Pemprov Kaltim Perbaiki Beberapa Rekomendasi

Hasil Survei CSI: 80,92 Persen Masyarakat Puas dengan Kinerja Edi-Rendi Pimpin Kukar

Andi Harun-Syaparudin Dikabarkan Tempuh Jalur Independen di Pilkada Samarinda, KPU : Timnya Minta Akses Silon

Warga Loktuan Bontang Dibekuk Saat Hendak Transaksi Sabu, Polisi Incar Jaringannya

HUT PLDPI Samarinda, Orangtua Diharap Berikan Hak Pendidikan kepada Anak Disabilitas

Ambulans hingga Damkar Ikut Antre dan Scan Kode, Anggota DPRD Samarinda Minta Pertamina Revisi Kebijakan

Perumda Tirta Mahakam Gandeng KI Kaltim Berikan Workshop Pendampingan PPID

Tiga Perusahaan Perkebunan yang Tergabung di Kencana Agri Ltd Area 3 Gelar Donor Darah

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.