Minggu, 28/10/2018
Minggu, 28/10/2018
Ismail
Minggu, 28/10/2018
Ismail
KORANKALTIM.COM,SAMARINDA- Selain perawatan pasar tradisional sangat dibutuhan, pembangunan pasar tradisional disejumlah daerah di Kalimantan Timur juga dibutuhkan. Hal ini disampaikan Anggota Komisi II DPRD Kaltim Ismail melihat masih minimnya keberadaan pasar tradisional di Kaltim. Keberadaan pasar di Kutim dinilai belum ideal. Sebab idealnya adalah rasio satu kecamatan satu bangunan pasar tradisional.
Namun tidak demikian yang terjadi di Sangatta, Kutai Timur. Dari jumlah kecamatan di Kutim yang tercatat sebanyak 18 kecamatan hanya terdapat tujuh pasar tradisional saja. “Jumlah ini jelas kurang, setiap kecamatan semestinya tersedia pasar tradisional untuk memudahkan warga memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan sebuah pasar tradisional tergolong premier, hampir setiap hari warga pasti butuh untuk berbelanja kebutuhan bahan pokok,” ungkap Ismail.
Ismail menambahkan, banyaknya warga Kutim yang mengeluh jauhnya jarak yang harus mereka tempuh untuk pergi ke pasar. Selain membuang banyak waktu dan biaya akomodasi kurangnya keberadaan pasar di kecamatan mereka tentu akan berimbas pada stabilitas harga bahan pokok.
“Kami berharap kedepan jumlah rasio pasar dengan jumlah kecamatan bisa seimbang. Sebab pasar tradisional masih sangat dibutuhkan masyarakat. Dimana 65 persen masyakarat masih menggunakan pasar untuk membeli kebutuhan pokok hidup sehari-hari,” ucap wakil rakyat asal daerah pemilihan Bontang, Kutim, Berau ini. (adv/*3)
Ismail
KORANKALTIM.COM,SAMARINDA- Selain perawatan pasar tradisional sangat dibutuhan, pembangunan pasar tradisional disejumlah daerah di Kalimantan Timur juga dibutuhkan. Hal ini disampaikan Anggota Komisi II DPRD Kaltim Ismail melihat masih minimnya keberadaan pasar tradisional di Kaltim. Keberadaan pasar di Kutim dinilai belum ideal. Sebab idealnya adalah rasio satu kecamatan satu bangunan pasar tradisional.
Namun tidak demikian yang terjadi di Sangatta, Kutai Timur. Dari jumlah kecamatan di Kutim yang tercatat sebanyak 18 kecamatan hanya terdapat tujuh pasar tradisional saja. “Jumlah ini jelas kurang, setiap kecamatan semestinya tersedia pasar tradisional untuk memudahkan warga memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan sebuah pasar tradisional tergolong premier, hampir setiap hari warga pasti butuh untuk berbelanja kebutuhan bahan pokok,” ungkap Ismail.
Ismail menambahkan, banyaknya warga Kutim yang mengeluh jauhnya jarak yang harus mereka tempuh untuk pergi ke pasar. Selain membuang banyak waktu dan biaya akomodasi kurangnya keberadaan pasar di kecamatan mereka tentu akan berimbas pada stabilitas harga bahan pokok.
“Kami berharap kedepan jumlah rasio pasar dengan jumlah kecamatan bisa seimbang. Sebab pasar tradisional masih sangat dibutuhkan masyarakat. Dimana 65 persen masyakarat masih menggunakan pasar untuk membeli kebutuhan pokok hidup sehari-hari,” ucap wakil rakyat asal daerah pemilihan Bontang, Kutim, Berau ini. (adv/*3)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.