Rabu, 03/06/2020
Rabu, 03/06/2020
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Jawad Sirajuddin
Rabu, 03/06/2020
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Jawad Sirajuddin
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Banjir di Samarinda terus jadi keluhan masyarakat karena berdampak pada kerugian moril dan materiil. Salah satunya seperti timbulnya penyakit, mematikan usaha, kerugian administrasi dan kerugian materil. Belum lagi rusaknya infrastruktur seperti jalan berlubang yang dapat merugikan pengguna jalan hingga menyebabkan kecelakaan.
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Jawad Sirajuddin dari daerah pemilihan Kota Samarinda meminta agar pemerintah dapat melakukan pembenahan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satunya seperti memperbaiki sistem drainase.
Buruknya drainase menjadi salah satu penyebab utama parahnya banjir di Samarinda disamping minimnya ruang terbuka hijau yang menjadi wadah penyerapan air. “Disejumlah wilayah bahkan tidak ada drainase, sedangkan sisanya mengeluhkan masalah drainase yakni parit yang ukurannya kecil sehingga membuat aliran air terutama ketika hujan meluap ke jalan dan pemukiman warga,” kata Jawad.
Sebagai wakil rakyat dirinya berharap ada program terarah baik pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi mengingat Samarinda merupakan Ibu Kota Provinsi Kaltim. Pasalnya, penanganan banjir dibutuhkan perbaikan infrastruktur yang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
“DPRD Kaltim akan mendukung segala program yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak terlebih yang bersifat mendesak, contohnya banjir karena dinilai sangat menggangu berbagai aktifitas mulai dari transportasi hingga perekonomian,” papar Jawad.
Selain pemerintah, Politisi PAN ini juga mengimbau masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan seperti membuang sampah di parit maupun sungai yang dapat menyebabkan kedangkalan, saluran air tersendat sehingga aliran air tidak lancar dan pada akhirnya banjir terjadi. “Kalau banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan kebiasaan membuang sampah tersebut menjadi budaya dalam masyarakat, tidak heran jika peristiwa banjir sering terjadi,” ucapnya. (adv/*3)
Editor: Aspian Nur
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Jawad Sirajuddin
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Banjir di Samarinda terus jadi keluhan masyarakat karena berdampak pada kerugian moril dan materiil. Salah satunya seperti timbulnya penyakit, mematikan usaha, kerugian administrasi dan kerugian materil. Belum lagi rusaknya infrastruktur seperti jalan berlubang yang dapat merugikan pengguna jalan hingga menyebabkan kecelakaan.
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Jawad Sirajuddin dari daerah pemilihan Kota Samarinda meminta agar pemerintah dapat melakukan pembenahan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satunya seperti memperbaiki sistem drainase.
Buruknya drainase menjadi salah satu penyebab utama parahnya banjir di Samarinda disamping minimnya ruang terbuka hijau yang menjadi wadah penyerapan air. “Disejumlah wilayah bahkan tidak ada drainase, sedangkan sisanya mengeluhkan masalah drainase yakni parit yang ukurannya kecil sehingga membuat aliran air terutama ketika hujan meluap ke jalan dan pemukiman warga,” kata Jawad.
Sebagai wakil rakyat dirinya berharap ada program terarah baik pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi mengingat Samarinda merupakan Ibu Kota Provinsi Kaltim. Pasalnya, penanganan banjir dibutuhkan perbaikan infrastruktur yang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
“DPRD Kaltim akan mendukung segala program yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak terlebih yang bersifat mendesak, contohnya banjir karena dinilai sangat menggangu berbagai aktifitas mulai dari transportasi hingga perekonomian,” papar Jawad.
Selain pemerintah, Politisi PAN ini juga mengimbau masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan seperti membuang sampah di parit maupun sungai yang dapat menyebabkan kedangkalan, saluran air tersendat sehingga aliran air tidak lancar dan pada akhirnya banjir terjadi. “Kalau banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan kebiasaan membuang sampah tersebut menjadi budaya dalam masyarakat, tidak heran jika peristiwa banjir sering terjadi,” ucapnya. (adv/*3)
Editor: Aspian Nur
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.