Kamis, 28/03/2019
Kamis, 28/03/2019
Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi saat ditemui di DPRD saat rapat paripurna RPJMD
Kamis, 28/03/2019
Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi saat ditemui di DPRD saat rapat paripurna RPJMD
SAMARINDA - Aksi unjuk rasa menolak pembangunan pabrik semen di Kutai Timur yang ricuh, beberapa hari lalu masih jadi buah bibir. Gubernur Kaltim Isran Noor dan Wakli Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi turut angkat suara.
Isran tetap dengan pembawaannya yang santai, mengakui sempat berniat menemui massa di Kantor Gubernur waktu itu.
“Aku sudah minta siapkan makan dan minum. Tapi kan gak bisa semua, mereka maunya semua. Ya gak jadi,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (26/3) malam.
Ia juga mengaku mempertimbangkan efektivitas jika harus menemui para pedemo langsung di depan pintu gerbang kantor gubernur. “Mereka sudah memanas, enggak kondusif juga kalau aku temui langsung,” tukasnya.
Sementara Wakli Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi justru menantang mahasiswa untuk datang. Ia mengatakan, sedianya beberapa kali sudah diagendakan untuk dilakukan pertemuan, hanya saja belum menemukan waktu yang tepat. “Saya minta temui saya Rabu, tapi mereka tidak mau, maunya Senin. Sudah diajak ketemu tapi tidak mau ketemu. Siapa yang tidak mau ketemu? Siapa yang tidak dialogis? Saya terima tamu sampai malam. Kamu mau subuh, saya terima. Mau jam berapa, temui saya. Seluruh aktivis mahasiswa temui saya sekarang,” ungkapnya.
Hadi menyebut, sebagai mahasiswa harusnya mengedepankan dialog, sebelum aksi massa. “Iya dong dialog, ini negara demokratis. Saya terpilih secara demokratis maka saya harus menerapkan sistem demokrasi. Saya ingatkan mahasiswa belajarlah hidup demokratis. Tapi mungkin mahasiswa mikirnya tidak tercatat sebagai mahasiswa kalau tidak demo kali ya,” paparnya.
Lebih jauh, Hadi mengingatkan penguasaan akan sebuah permasalahan amat penting. “Mereka sudah lihat gak ke sana? Sudah baca petanya belum? Tapi kalau perusahaan ini macam-macam, saya suruh pulang juga ke China,” tegas Hadi.
Menurut Hadi, terdapat 200 izin pertambangan, hutan, dan pertambangan batu di wilayah karst. “Izin sudah berhamburan sejak zaman Pak Awang (gubernur sebelumnya, Red), kenapa baru diprotes sekarang?” cetusnya.
Penulis : Rusdi
simak videonya*
Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi saat ditemui di DPRD saat rapat paripurna RPJMD
SAMARINDA - Aksi unjuk rasa menolak pembangunan pabrik semen di Kutai Timur yang ricuh, beberapa hari lalu masih jadi buah bibir. Gubernur Kaltim Isran Noor dan Wakli Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi turut angkat suara.
Isran tetap dengan pembawaannya yang santai, mengakui sempat berniat menemui massa di Kantor Gubernur waktu itu.
“Aku sudah minta siapkan makan dan minum. Tapi kan gak bisa semua, mereka maunya semua. Ya gak jadi,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (26/3) malam.
Ia juga mengaku mempertimbangkan efektivitas jika harus menemui para pedemo langsung di depan pintu gerbang kantor gubernur. “Mereka sudah memanas, enggak kondusif juga kalau aku temui langsung,” tukasnya.
Sementara Wakli Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi justru menantang mahasiswa untuk datang. Ia mengatakan, sedianya beberapa kali sudah diagendakan untuk dilakukan pertemuan, hanya saja belum menemukan waktu yang tepat. “Saya minta temui saya Rabu, tapi mereka tidak mau, maunya Senin. Sudah diajak ketemu tapi tidak mau ketemu. Siapa yang tidak mau ketemu? Siapa yang tidak dialogis? Saya terima tamu sampai malam. Kamu mau subuh, saya terima. Mau jam berapa, temui saya. Seluruh aktivis mahasiswa temui saya sekarang,” ungkapnya.
Hadi menyebut, sebagai mahasiswa harusnya mengedepankan dialog, sebelum aksi massa. “Iya dong dialog, ini negara demokratis. Saya terpilih secara demokratis maka saya harus menerapkan sistem demokrasi. Saya ingatkan mahasiswa belajarlah hidup demokratis. Tapi mungkin mahasiswa mikirnya tidak tercatat sebagai mahasiswa kalau tidak demo kali ya,” paparnya.
Lebih jauh, Hadi mengingatkan penguasaan akan sebuah permasalahan amat penting. “Mereka sudah lihat gak ke sana? Sudah baca petanya belum? Tapi kalau perusahaan ini macam-macam, saya suruh pulang juga ke China,” tegas Hadi.
Menurut Hadi, terdapat 200 izin pertambangan, hutan, dan pertambangan batu di wilayah karst. “Izin sudah berhamburan sejak zaman Pak Awang (gubernur sebelumnya, Red), kenapa baru diprotes sekarang?” cetusnya.
Penulis : Rusdi
simak videonya*
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.