Jumat, 23/08/2019

Ibu Kota Negara di Kaltim, Pengusaha Harus Dilibatkan

Jumat, 23/08/2019

Ilustrasi

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Ibu Kota Negara di Kaltim, Pengusaha Harus Dilibatkan

Jumat, 23/08/2019

logo

Ilustrasi

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Pembangunan ibu kota negara diperkirakan akan memakan dana besar, sekitar Rp485,2 triliun.  Ibu kota baru akan didesain berbasis teknologi canggih dan ramah lingkungan bahkan disebut bakal berkonsep smart forest city. 

Pakar Ekonomi, Adji Sofyan Effendi mengatakan, pengusaha-pengusaha lokal harus dilibatkan di dalam pembangunan ibu kota.  “Disinilah peran Pemprov Kaltim sebagai perpanjangan pemerintah pusat ada regulasi yang harus diperjuangkan Kaltim agar pemain lokal bisa terlibat pada banyak megaproyek di kota baru itu nanti,” kata Aji.  

Diketahui, tiga skema pembiayaan IKN baru disiapkan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), kerja sama antara pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), terakhir, keterlibatan sektor swasta. APBN merupakan skema pembiayaan paling kecil yang digunakan. Sedangkan, KPBU merupakan skema pembiayaan yang paling besar digunakan untuk pembangunan ibu kota baru ini. Pembiayaan APBN hanya mencakup 19,2 persen atau sekitar Rp93,5 triliun alokasinya untuk pengadaan lahan, infrastruktur pelayanan dasar, pembangunan istana negara dan bangunan strategis TNI/Polri. Kemudian juga untuk rumah dinas Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, dan Polri, ruang terbuka hijau (RTH), dan pangkalan militer.

Dana skema KPBU sebesar 54,6 persen Rp265,2 triliun, menjadi porsi terbesar. Alokasinya, untuk membangun gedung eksekutif, legislatif, dan yudikatif, juga pembangunan infrastruktur utama seperti sarana pendidikan dan kesehatan, museum, lembaga permasyarakatan (lapas), dan sarana dan pra sarana lainnya diluar pembiayaan APBN.

Kemudian, pendanaan sektor swasta sebesar 26,2 persen atau Rp127,3 triliun. Alokasinya untuk pembangunan perumahan umum, pembangunan perguruan tinggi, science technopark, peningkatan bandara, pelabuhan, dan jalan tol, pembangunan sarana kesehatan, pusat perbelanjaan, dan MICE (meeting, incentive, conference, dan exhibition).

Menurut Adjie, pada pos terakhir inilah potensi terbesar kontraktor lokal bisa mengambil peran menyesuaikan kapasitas dan tingkat resikonya. Kalau betul dilibatkan pada pos infrastruktur itu, kontraktor lokal punya keunggulan. Selain menjadi tuan rumah, pemahaman medan dan hitungan teknis lapangan berikut pengalaman proses pembangunan pada proyek lokal sebelumnya, membuat mereka bisa bergerak lebih efektif.

“Meski kuncinya adalah profesionalisme. Momen inilah yang menjadi pembuktian bahwa SDM Kaltim, mampu mengemban kepercayaan membangun infrastruktur pemerintah pusat. Apalagi mereka lebih memahami medan.” sebut Aji. (*)


Penulis: */Adhy Abdhian

Editor: Aspian Nur

Ibu Kota Negara di Kaltim, Pengusaha Harus Dilibatkan

Jumat, 23/08/2019

Ilustrasi

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.