Kamis, 26/09/2019
Kamis, 26/09/2019
Gubernur Kaltim bersama Pangdam dan Kapolda meninjau karhutla menggunakan helikopter. Tabang menjadi daerah terparah karhutla. ( Foto: Istimewa )
Kamis, 26/09/2019
Gubernur Kaltim bersama Pangdam dan Kapolda meninjau karhutla menggunakan helikopter. Tabang menjadi daerah terparah karhutla. ( Foto: Istimewa )
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Gubernur Kaltim Isran Noor bersama Kapolda Kaltim Irjen Pol Priyo Widyanto, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen Subiyanto, BPBD Kaltim, serta Dinas Kehutanan Kaltim melakukan peninjauan udara, dengan menaiki helikopter ke sejumlah titik panas di Kaltim, Rabu (25/9/2019) kemarin.
Rombongan berangkat sekira pukul 12.00 WITA dari Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (APTP) Samarinda. Ditemui sekembalinya dari pemantauan menggunakan Helikopter jenis EC 155, Isran mengatakan pemantauan udara sedianya dijadwalkan dilakukan di Kabupaten Paser. Namun karena hujan turun, titik peninjauan difokuskan ke Kutai Kartanegara dan Kutai Timur serta Kutai Barat. “Kami melaksanakan overview di kawasan yang terlapor, kawasan yang parah karhutla. Memang ada, tapi saya kira ketika kami lihat di sana tidak terlalu seperti yang diberitakan oleh media selama ini,” ujarnya.
Titik api, kata Isran, bahkan ditemukan berada di kawasan yang tidak ada pemukiman. Selain itu, kebanyakan titik api berada di lahan gambut. Dampaknya, karhutla menghasilkan kepekatan udara hingga ketinggian 7 ribu kaki. “itu ada di kawasan Kecamatan Tabang, untuk kawasan kita (Kaltim), paling parah,” sebut Isran.
Sebagai langkah penanggulangan, Pemprov Kaltim terus berkoordinasi dengan semua pihak termasuk TNI dan Polri dalam hal ini Pangdam VI/Mulawarman dan Kapolda Kaltim.
Ditanya mengenai sebab, Isran mengakui bahwa manusia tak terlepas menjadi pemicu. Meski ia mengaku tak semua disebabkan oleh manusia. Pasalnya, ia menemukan adanya kebakaran di kawasan yang sangat jauh dari pemukiman. “Kerugian banyak sekali. Bisa kita bayangkan, bagaimana itu tempat hewan hidup. Mikrobiologi kita, yang ada di kawasan hutan. Mahluk lain selain manusia. Tapi tidak berpengaruh kepada pemindahan IKN, tidak ada hubungannya itu , karena itu jauh di sana,” bebernya.
Sementara mengenai luasan lahan yang terdampak, hingga kini Pemprov Kaltim tengah terus melakukan evaluasi. Perlu didapatkan data dan informasi akurat dari semua kabupaten/kota mengenai luasan lahan yang terbakar.
Ia juga menyinggung, rencana salat Istisqa. Meski telah turun hujan cukup deras beberapa hari belakangan, rencana salat Istisqa tetap akan dilakukan. “Tetap saja dilakukan, hari Sabtu di halaman parkir GOR Segiri,” jelas Isran. (*)
Penulis: */Rusdi
Editor: Aspian Nur
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.