Senin, 11/11/2019
Senin, 11/11/2019
Tugu Pahlawan berdiri kokoh di Muara Kaman, tempat asal Muso Bin Salim, pahlawan dari tanah Kutai. ( Foto: Istimewa )
Senin, 11/11/2019
Tugu Pahlawan berdiri kokoh di Muara Kaman, tempat asal Muso Bin Salim, pahlawan dari tanah Kutai. ( Foto: Istimewa )
RAUT wajah Asminan Ramadhan sumringah. Ia kuasa menahan haru, ketika peringatan Hari Pahlawan tahun ini dipusatkan di Muara Kaman.
Asminan Ramadhan merupakan cucu Muso Bin Salim, pejuang kemerdekaan RI di Kalimantan, asal Kecamatan Muara Kaman.
Bagi keluarga Muso Bin Salim, sangat tepat peringatan Hari Pahlawan tahun ini dilaksanakan di Muara Kaman. Sebab, Muara Kaman merupakan kerajaan tertua di nusantara, cikal-bakal lahirnya Indonesia.
“Terima kasih pemkab sudah mulai memberikan perhatiannya dengan melaksanakan peringatan Hari Pahlawan di Muara Kaman,” kata Asminan berbincang dengan Koran Kaltim.
Peringatan Hari Pahlawan di Muara Kaman kemarin diikuti antusias oleh masyarakat. Mereka mengikuti upacara bendera hingga para prosesi tabur bunga, di makam Muso Bin Salim.
Asminan bercerita, kakeknya, Muso Bin Salim tidak mengenyam pendidikan militer. Namun, atas perjuangannya, Muso Bin Salim dianugerahi pangkat Letnan Dua (Letda). Itu bentuk penghargaan pemerintah RI kepada dirinya.
Muso Bin Salim juga menerima kehormatan dari Menteri Pertahanan RI Sultan Hamengkubuono IX pada 1947, penghargaan Pahlawan dari Presiden RI Soekarno 5 Juni 1960, lalu ada Satya Lancana Perang Kemerdekaan 1 dan 2 dari Menteri Pertahanan RI Ir Djuanda pada 1960.
“Jadi beliau ini Pahlawan Gerilya Kalimantan. Panglima perang se-Kalimantan. Jadi pelopor awalnya itu dari Kaltim, sehingga sampai ke Pulau Jawa,” terangnya.
Asminan mengatakan, Pemkab Kukar telah menetapkan jika Hari Pahlawan akan terus diselenggarakan di Muara Kaman. “Tahun ini yang perdana dan telah disetujui pemkab agar dilaksanakan di sini setiap tahun,” ujarnya.
Asminan dan keluarganya juga berharap agar Pemkab Kukar mendukung Muso Bin Salim diusulkan menjadi pahlawan nasional.
Kepala Dinas Sosial Kukar, Didi Ramyadi berkata, upaya untuk mengusulkan Muso Bin Salim sebagai Pahlawan Nasional telah diupayakan. Hanya saja, persyaratannya tidak mudah. Diperlukan fakta sejarah dalam bentuk kajian historis.
“Memang ini perlu seminar untuk mengusulkan beliau, sejauh ini masih usulan karena prosesnya panjang. Kita usulkan lewat pemerintah dan ditujukan ke Kementerian Sosial,” kata Didi.
Secara umum, kata Didi, veteran dan janda veteran di Kukar mendapat bantuan sebesar Rp750 ribu setiap bulan. Bantuan sudah disalurkan sejak pemerintahan Bupati Syaukani HR. “Jumlahnya 165 orang, veteran dan janda veteran,” ungkap Didi.
Selain itu, Pemprov Kaltim juga telah menyetujui untuk memberikan bantuan bagi veteran dan janda veteran sekali dalam setahun.
PAHLAWAN BARU
Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh bangsa pada acara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (8/11) lalu.
Keenam tokoh itu ialah, tokoh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)/Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI); Abdul Kahar Mudzakkir, Menteri Keuangan pertama RI; Alexander Andries Maramis, tokoh BPUPKI; KH Masjkur, aktivis sekaligus jurnalis asal Sumatera Barat; Rohana Kudus, tokoh yang pernah melawan Belanda; Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yii Ko), dan tokoh BPUPKI/ PPKI; Prof Dr M Sardjito. (hei/cnbc)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.