Senin, 23/03/2020

Kapal Berbendera Malaysia Masuk ke Perairan Sungai Mahakam, Warga Khawatir

Senin, 23/03/2020

Kapal MV Harapan Baru diperariran Sungai Mahakam, Samarinda (Istimewa)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Kapal Berbendera Malaysia Masuk ke Perairan Sungai Mahakam, Warga Khawatir

Senin, 23/03/2020

logo

Kapal MV Harapan Baru diperariran Sungai Mahakam, Samarinda (Istimewa)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Sebuah kapal yang mengangkut 17 Anak Buah Kapal (ABK) terdiri dari 15 Warga negara Indonesia serta dua orang WNA asal Malaysia dan Srilanka diketahui bersandar di perairan Sungai Mahakam, Kota Samarinda, kawasan Pulau Atas. 

Kapal Multi Vessel (MV) Harapan Baru tersebut sebelumnya pernah bersandar di Pelabuhan Parepare, Sulawesi Selatan. 

Pihak otoritas setempat sempat melarang ABK kapal pengangkut aspal tersebut turun dari kapal sebagai antisipasi penyebaran virus corona lantaran berasal dari wilayah pandemi yaitu Singapura.

Saat dikonfirmasi kebenaran hal tersebut, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda Dwiyanto membenarkan adanya kedatangan kapal tersebut di perairan Kota Tepian, tepatnya di sekitar perairan Pulau Atas, Samarinda. 

Kapal tersebut memang dari Pare-Pare yang rencananya akan bongkar muat. Namun, tidak diizinkan karena pelabuhan jetty tidak diperuntukkan untuk aspal.

"Iya, kapal tersebut memang ada dan akan bongkar muat di Pelabuhan Jetty Tonasa, cuma tidak kami izinkan karena untuk komoditas semen," ucapnya Senin sore (23/3/2020)

Disinggung mengenai adanya kekhawatiran masyarakat sekitar perairan Pulau Atas, Dwi juga memastikan untuk tidak mengizinkan para ABK turun.

Pihaknya segera berkoordinasi dengan pihak terkait yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda agar memastikan kondisi para ABK kapal tersebut.

"Kami pastikan tidak turun dulu karena berbendera Malaysia dan mencoba koordinasi dengan pihak terkait, kami juga tidak bisa melarang masuk atau sandar di perairan kalau ada izin lengkap, namun sementara ini tidak ada kegiatan bongkar muat," imbuhnya.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan ( KKP ) kelas IIA Samarinda, Sabilal Rasyad juga membenarkan kapal berbendera Malaysia tersebut datang dari Singapura, bersandar di Pare-Pare, Sulsel sebelum akhirnya menuju ke Samarinda. 

Timnya telah melakukan pemeriksaan pada ke 17 ABK kapal. Dalam prosedur pemeriksaan, semua ABK sudah 14 hari di atas kapal dan sudah melewati masa inkubasi selama 40 hari sebelum akhirnya sampai di perairan Samarinda.

"Kita harapkan juga tidak boleh turun di sini artinya sebelum 14 hari, sebetulnya prinsipnya begitu, namun mereka sudah melewati masa inkubasi selama 40 hari hingga sampai di sini, sebenarnya setelah melewati masa itu tidak masalah," ungkapnya.

Menurutnya, masyarakat kawasan Pulau Atas, Samarinda, tak perlu resah atau pun panik terkait keberadaan kapal tersebut. 

"Mereka itu (ABK Kapal) sudah clear, ada 17 orang, dicek sudah tidak ada masalah, termasuk izin berlayar. WNI 15 orang, 1 dari Malaysia dan 1 dari Sri Lanka," tandasnya.


Penulis : Fairus

Editor: M.Huldi


Kapal Berbendera Malaysia Masuk ke Perairan Sungai Mahakam, Warga Khawatir

Senin, 23/03/2020

Kapal MV Harapan Baru diperariran Sungai Mahakam, Samarinda (Istimewa)

Berita Terkait


Kapal Berbendera Malaysia Masuk ke Perairan Sungai Mahakam, Warga Khawatir

Kapal MV Harapan Baru diperariran Sungai Mahakam, Samarinda (Istimewa)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Sebuah kapal yang mengangkut 17 Anak Buah Kapal (ABK) terdiri dari 15 Warga negara Indonesia serta dua orang WNA asal Malaysia dan Srilanka diketahui bersandar di perairan Sungai Mahakam, Kota Samarinda, kawasan Pulau Atas. 

Kapal Multi Vessel (MV) Harapan Baru tersebut sebelumnya pernah bersandar di Pelabuhan Parepare, Sulawesi Selatan. 

Pihak otoritas setempat sempat melarang ABK kapal pengangkut aspal tersebut turun dari kapal sebagai antisipasi penyebaran virus corona lantaran berasal dari wilayah pandemi yaitu Singapura.

Saat dikonfirmasi kebenaran hal tersebut, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda Dwiyanto membenarkan adanya kedatangan kapal tersebut di perairan Kota Tepian, tepatnya di sekitar perairan Pulau Atas, Samarinda. 

Kapal tersebut memang dari Pare-Pare yang rencananya akan bongkar muat. Namun, tidak diizinkan karena pelabuhan jetty tidak diperuntukkan untuk aspal.

"Iya, kapal tersebut memang ada dan akan bongkar muat di Pelabuhan Jetty Tonasa, cuma tidak kami izinkan karena untuk komoditas semen," ucapnya Senin sore (23/3/2020)

Disinggung mengenai adanya kekhawatiran masyarakat sekitar perairan Pulau Atas, Dwi juga memastikan untuk tidak mengizinkan para ABK turun.

Pihaknya segera berkoordinasi dengan pihak terkait yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda agar memastikan kondisi para ABK kapal tersebut.

"Kami pastikan tidak turun dulu karena berbendera Malaysia dan mencoba koordinasi dengan pihak terkait, kami juga tidak bisa melarang masuk atau sandar di perairan kalau ada izin lengkap, namun sementara ini tidak ada kegiatan bongkar muat," imbuhnya.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan ( KKP ) kelas IIA Samarinda, Sabilal Rasyad juga membenarkan kapal berbendera Malaysia tersebut datang dari Singapura, bersandar di Pare-Pare, Sulsel sebelum akhirnya menuju ke Samarinda. 

Timnya telah melakukan pemeriksaan pada ke 17 ABK kapal. Dalam prosedur pemeriksaan, semua ABK sudah 14 hari di atas kapal dan sudah melewati masa inkubasi selama 40 hari sebelum akhirnya sampai di perairan Samarinda.

"Kita harapkan juga tidak boleh turun di sini artinya sebelum 14 hari, sebetulnya prinsipnya begitu, namun mereka sudah melewati masa inkubasi selama 40 hari hingga sampai di sini, sebenarnya setelah melewati masa itu tidak masalah," ungkapnya.

Menurutnya, masyarakat kawasan Pulau Atas, Samarinda, tak perlu resah atau pun panik terkait keberadaan kapal tersebut. 

"Mereka itu (ABK Kapal) sudah clear, ada 17 orang, dicek sudah tidak ada masalah, termasuk izin berlayar. WNI 15 orang, 1 dari Malaysia dan 1 dari Sri Lanka," tandasnya.


Penulis : Fairus

Editor: M.Huldi


 

Berita Terkait

Kurangi Jukir Liar di Samarinda, Wali Kota Dukung Diberlakukannya Kartu Parkir Berlangganan

KPU Kukar Sosialisasikan Persyaratan Dukungan Pencalonan Perseorangan

Mobil Boks Tabrak Motor di Bengalon yang Dikendarai Anak-Anak Hingga Meninggal Dunia

SK Larangan Usaha Pertamini dan BBM Eceran Keluar, Pemilik Usaha Diminta Habiskan Stok Tanpa Dijual

IRT Pengedar Narkoba di Balikpapan Diringkus Polisi, 67 Paket Sabu Disita

Monumen Taman Tuah Himba di Tenggarong Tergenang Air Cukup Tinggi, BPBD Kukar Kerahkan Anggota

Tiga Kapal Perang Angkut Kontingen Latsitarda Nusantara ke Kaltim, Ini Pesan Pj Gubernur ke Taruna dan Taruni

Sejumlah Bacalon Kepala Daerah di Kaltim Taaruf Bersama Gus Muhaimin

Tidak Ada Proses PHPU, KPU Kaltim Tetapkan Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Hari Ini

Singgung Program Merdeka Belajar di Hardiknas, Pj Gubernur Kaltim: Tidak Usah Lagi Ganti Kurikulum

Kejar Target Upacara Kemerdekaan di IKN, Infrastruktur Kelistrikan Dikebut

Nasib Ribuan THL di Kukar Disorot, DPRD Minta Pemkab Tindaklanjuti karena Belum Terlaporkan di LKPj 2023

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.