Rabu, 15/01/2020

Berbohong 13 Tahun, Dua Presenter TV Iran Mundur

Rabu, 15/01/2020

Zahra Khatami dan Saba Rad, sudah tak mau lagi jadi penyiar karena tak ingin terus berbohong. (twitter)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

0

Berbohong 13 Tahun, Dua Presenter TV Iran Mundur

Rabu, 15/01/2020

logo

Zahra Khatami dan Saba Rad, sudah tak mau lagi jadi penyiar karena tak ingin terus berbohong. (twitter)

KORANKALTIM.COM - Dua presenter TV pemerintah Iran, Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB) mengundurkan diri dari pekerjaan setelah insiden rudal menghantam pesawat komersial Ukraina hingga menewaskan seluruh penumpang. 

Salah satu dari presenter itu mengaku telah menyampaikan kebohongan selama 13 tahun. Mereka mengungkapkan pengunduran itu lewat unggahan di akun media sosial. "Sangat sulit bagi saya untuk percaya bahwa orang-orang kita telah terbunuh. Maafkan saya karena telat mengetahui ini. Dan maafkan saya selama 13 tahun telah berbohong," kata Gelare Jabbari di Instagram seperti dikutip dari The Guardian Rabu (15/1/2020) hari ini.

Mengutip cnnindonesia.com, hal serupa disampaikan penyiar Zahra Khatami. Dia mengaku akan berhenti bekerja di IRIB. "Terima kasih telah menerima saya sebagai penyiar hingga hari ini. Saya tidak akan pernah kembali ke TV. Maafkan saya," tulisnya.

Tak hanya mereka berdua, jurnalis lain, Saba Rad menyatakan keinginan untuk mundur dari media. Lewat media sosial dia mengucapkan terima kasih atas dukungan terhadap kariernya selama bertahun-tahun. "Saya mengumumkan bahwa setelah 21 tahun bekerja di radio dan TV, saya tidak dapat melanjutkan pekerjaan saya di media. Saya tidak bisa," tegasnya.

Pengunduran diri para wartawan itu dilaporkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah. Iran awalnya sempat mengelak telah menembak jatuh pesawat komersial Ukraina. Pesawat Boeing 737 maskapai Ukraine International Airlines nomor penerbangan PS752 yang membawa 176 orang jatuh di pinggiran Teheran, pada 8 Januari lalu. Militer Iran baru mengakui salah sasaran tiga hari setelah kejadian. Bahkan, dilaporkan sempat ada upaya untuk menutupi kejadian tersebut.

Presiden Hassan Rouhani mengakui kesalahan angkatan bersenjata Iran tidak sengaja menembak jatuh pesawat Ukraina sehingga menewaskan seluruh penumpang dan awak.  Jurnalis media pemerintah Press TV, Ghanbar Naderi mengatakan kebohongan pemerintah soal penembakan pesawat telah membuat kepercayaan publik hilang.  "Jika IRGC (Korps Garda Revolusi Iran) menembak jatuh pesawat sipil, saya tidak punya pilihan selain mengutuknya," kata Ghanbar Naderi kepada BBC Radio Today.

Asosiasi Jurnalis Iran yang berbasis di Teheran mengatakan kebohongan pemerintah juga telah mengikis kredibilitas media yang memberitakan.  "Berbohong paling parah ketika kita membohongi diri kita sendiri; dan pegawai televisi pemerintah Iran mengakui bahwa kredibilitas mereka telah hilang," kata asosiasi jurnalis itu

Menurut mereka, kejadian ini membuat publik tidak lagi percaya dengan data resmi. Bahkan sejumlah surat kabar Iran marah karena merasa pembaca mereka beralih ke media asing untuk mencari tahu informasi tentang kecelakaan itu. Insiden salah tembak itu juga membuat warga Iran turun ke jalan untuk menuntut tanggung jawab pemerintah. Ratusan pedemo berunjuk rasa di Ibu Kota Teheran memprotes keteledoran militer Iran. (*)

Berbohong 13 Tahun, Dua Presenter TV Iran Mundur

Rabu, 15/01/2020

Zahra Khatami dan Saba Rad, sudah tak mau lagi jadi penyiar karena tak ingin terus berbohong. (twitter)

Berita Terkait

Berita Pilihan


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.