Kamis, 25/01/2018

Waspada, Satu Warga Berau Suspect Difteri

Kamis, 25/01/2018

humas RSUD Abdul Rivai, dr Erva Anggriana

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Waspada, Satu Warga Berau Suspect Difteri

Kamis, 25/01/2018

logo

humas RSUD Abdul Rivai, dr Erva Anggriana

KORANKALTIM.COM - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Rivai, Kabupaten Berau tengah mengisolasi seorang pasien. Diduga pasien yang berasal dari Kecamatan Biduk biduk itu suspect difteri karena keluhan dan gejalanya mirip. Ini merupakan kasus pertama sepanjang 2018 di kabupaten tersebut.

Humas RSUD Abdul Rivai, Dr Erva Anggriana menjelaskan saat ini pihak rumah sakit hanya bisa menyatakan gejala dikarenakan di Berau belum ada alat pendeteksi difteri. "Hasil pemeriksaan saat ini terhadap satu orang warga yang diindikasi difteri, sudah kita laporkan ke pihak Dinas Kesehatan Berau, selanjutkan dikirim ke laboratorium rumah sakit di Surabaya," kata Erva.

RSUD Abdul Rivai kata dia belum memiliki laboratorium dengan peralatan khusus yang bisa mengidentifikasi penyakit difteri. Mau tak mauy kata dia, pihak rumash sakit hanya bisa menunggu hasil uji kulturnya.

"Perawatan khusus sambil menunggu hasil telah kita berikan," terang dr Erva kepada Koran Kaltim, Kamis (25/1).

Erva juga menjelaskan, difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan. Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa.

Untuk gejala yang ditemukan ke pasien itu telah terjadi  masa inkubasi atau rentang waktu sejak bakteri masuk ke tubuh dan terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel. "Pasien akan mengalami demam dan menggigil juga dirasakan sakit tenggorokan dan suara serak. Sehingga kita langsung mengisolasi pasien tersebut agar jangan sampai mengembang kemana mana," terangnya.

Perlu diketahui, Kecamatan Biduk biduk asal pasien merupakan wilayah parawisata. Dia menduga jika di sana terjadi kontak fisik antar pendatang dengan warga sekitar yang memang sudah terindikasi.

"Kita tidak bisa memantau daerah tersebut, selain wilayahnya jauh kita juga tidak bisa membatasi siapapun yang masuk ke wilayah wisata tersebut. Masyarakat saat ini seharusnya harus menerapkan hidup bersih dan menghindari kontak fisik secara langsung terhadap warga yang batuk pilek," pungkasnya.


Penulis: Indra

Editor: Firman Hidayat

Waspada, Satu Warga Berau Suspect Difteri

Kamis, 25/01/2018

humas RSUD Abdul Rivai, dr Erva Anggriana

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.