Jumat, 26/10/2018

Bermodal Laptop Usang, Habib Sukses Bikin Game Online

Jumat, 26/10/2018

KREASI ANAK BANGSA : Seorang pengunjung mencoba memainkan Our Last Stand : The Arena yang merupakan ciptaan anak Samarinda. ( hendra / korankaltim)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Bermodal Laptop Usang, Habib Sukses Bikin Game Online

Jumat, 26/10/2018

logo

KREASI ANAK BANGSA : Seorang pengunjung mencoba memainkan Our Last Stand : The Arena yang merupakan ciptaan anak Samarinda. ( hendra / korankaltim)

BALIKPAPAN - Tak memiliki smartphone atau telepon pintar, rupanya tak menjadi penghalang untuk berkreativitas. Bahkan kreasi di bidang teknologi.

Itu dibuktikan oleh Habib Abdullah Wahyudi (20), pemuda lulusan SMKN 7 Samarinda yang sukses membuat permainan berbasis daring atau game online hanya dengan bermodalkan laptop usang.

Habib membuat game online berjudul Our Last Stand : The Arena, dan ciptaannya itu telah diunduh lebih dari 10 ribu kali ketika awal dirilis. “Diluncurkan akhir 2017. Paman yang mendorong saya untuk membuat game online,” katanya saat diwawancarai Koran Kaltim (25/10).

Our Last Stand : The Arena merupakan permainan mengalahkan mayat hidup alias zombie untuk mencapai peringkat terbaik. Berbagai tingkat kerumitan pun telah disiapkan dalam permainan bernuansa lokal ini.

“Senjata-senjata yang disiapkan untuk pemain juga mengangkat kearifan lokal seperti parang dan bambu runcing. Nama tokoh juga nama orang Indonesia dan grafisnya juga saya buat tiga dimensi,” terang pria yang lulus di jurusan Rekayasa Perangkat Lunak.

Setelah dirilis, game bergaya First Person Shooter atau FPS yakni aksi orang pertama itu mendapat tanggapan dari pihak yang menambatkan karyanya di komputer atau laptop.

“Awalnya saya bagi-bagikan di grup facebook. Rupanya banyak yang minta agar permainan ini dikembangkan lagi. Hingga akhirnya, saya kembali merilis yang versi penuh pada 7 April 2018,” bebernya.

Bahkan ketika membangun dan mengembangkan permainan daring itu, Habib sama sekali tidak memiliki telepon pintar. Hanya sebuah telepon seluler bernada panggil polyphonic yang digunakannya untuk berkomunikasi jarak jauh.

“Baru punya telepon Android ketika aplikasi permainan saya banyak yang unduh, karena dari situ ada iklan yang masuk dan hasil dari itu lah, saya belikan telepon ini,” akunya seraya memperlihatkan telepon pintar di gengamannya.

Habib yang kental logat suku banjarnya ini berencana membuat permainan serupa berbasis Android dan iOS. “Masih dikembangkan ke sana. Nanti kalau sudah jadi, pasti dirilis ke playstore dan appstore,” yakinnya.

Usaha Habib pun tak sia-sia dan namanya kian melambung sebagai kreator permainan daring dan pernah tampil pada ajang Bekraf Developer Day di kota Balikpapan beberapa waktu lalu.

“Kalau sekarang aplikasinya sudah diunduh lebih dari 100 ribu kali. Kalau mau, bisa unduh di laman gamezolt atau di fanspage facebook. Kapasitasnya 500 MB, tapi saya belum masukan ke STEAM sih,” pungkasnya. (hn)

Bermodal Laptop Usang, Habib Sukses Bikin Game Online

Jumat, 26/10/2018

KREASI ANAK BANGSA : Seorang pengunjung mencoba memainkan Our Last Stand : The Arena yang merupakan ciptaan anak Samarinda. ( hendra / korankaltim)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.