Selasa, 05/09/2017

Perantau Ini Menjahit Keliling Dalam Kota Sendawar

Selasa, 05/09/2017

PENJAHIT KELILING: Agus, saat menjahitkan pakaian pelanggannya di pelabuhan Melak.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Perantau Ini Menjahit Keliling Dalam Kota Sendawar

Selasa, 05/09/2017

logo

PENJAHIT KELILING: Agus, saat menjahitkan pakaian pelanggannya di pelabuhan Melak.

SENDAWAR – Kisah penjahit keliling di jalan raya dalam Kota Sendawar, Kutai Barat (Kubar) ini, memberi motivasi kepada banyak orang dalam mencari rezeki. Adalah Agus (45) warga asal Bandung, Jawa Barat, yang kini berdomisili di Kelurahan Melak Ilir, Kecamatan Melak, Kubar.

Agus yang beranak dua itu, adalah perantau asal Bandung sejak 1995 silam. Ia  sempat merantau ke Jakarta sebagai penjual bakso. Kini dia menekuni pekerjaan sebagai ‘Penjahit Jalanan’, menggunakan sepeda motor yang sudah dimodivikasi dengan boncengan mesin jahit dimotor tua miliknya. 

Kesehariannya ‘nongkrong’ menunggu warga yang datang memotong, bahkan mengecilkan pakaian (celana dan baju) di tepi jalan

Tambak Malang, kawasan Pelabuhan Lama Melak, Kecamatan Melak. “Sudah tujuh tahun menjahit keliling di Kubar. Awalnya saya datang ke Kubar mencari peruntungan berjualan bakso. Tapi hasilnya kurang, padahal saya sudah punya dua anak. Sehingga putar haluan jadi penjahit keliling,” papar Agus kepada Koran Kaltim di Pelabuhan Melak, dua hari lalu.

Dia banyak bercerita mengapa memilih jadi penjahit pakaian keliling menggunakan sepeda motor. Alasannya, karena dengan berkeliling kadang banyak dapat pelanggan dan peminat minta dijahitkan pakaian, atau sekadar mengecilkan dan memotong celana.

“Kalau keliling alhamdulillah banyak rezeki. Ada yang mengecilkan dan memotong celana, pasang retsleting, menjahit celana yang sobek jahitannya dari toko. Kalau ke penjahit tetap mereka malu. Jadi kalau penjahit keliling mereka tidak sungkan, langsung didepan rumahnya,” beber Agus.

Agus masih bercerita banyak, selama tujuh tahun menjahit pakaian keliling di Kubar, dia tak putus rezeki. Dia sudah cukup banyak

pelanggan, bahkan ada warga yang memanggilnya untuk datang ke rumah, menjahitkan pakaian.

“Kalau menjahit pakaian di tepi jalan di pelabuhan Melak ini saya tidak ada risiko dan irit biaya. Saya tidak mau bekerja diatur orang, lebih enak menjahit keliling seperti ini. Hasil, sehari saya Insha Allah dapat Rp 100 ribu bersih,” ungkapnya.

Dia juga menyebut tak memasang tarif tinggi. Untuk memotong dan mengecilkan celana, paling mahal hanya Rp 15 ribu-Rp 20 ribu. Dia menambahkan, akan terus menjalankan pekerjaannya itu, yakni dengan menjaga kepercayaan masyarakat dan pelanggannya, melalui kualitas jahitan yang diutamakan.

“Kadang ada orang yang kasih upah lebih setelah saya jahitkan pakaiannya. Setiap hari dari pukul 09.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita saya selalu berada di Pelabuhan Melak, menunggu warga dan pelanggan yang datang,” pupusnya.(imr)


Perantau Ini Menjahit Keliling Dalam Kota Sendawar

Selasa, 05/09/2017

PENJAHIT KELILING: Agus, saat menjahitkan pakaian pelanggannya di pelabuhan Melak.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.