Rabu, 24/04/2024

Belerang Dioksida dari Letusan Gunung Ruang Tak Sampai ke Kalimantan Utara

Rabu, 24/04/2024

M Sulam Khilmi saat menjelaskan kondisi cuaca di Kalimantan Utara. (dokkorankaltara)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Belerang Dioksida dari Letusan Gunung Ruang Tak Sampai ke Kalimantan Utara

Rabu, 24/04/2024

logo

M Sulam Khilmi saat menjelaskan kondisi cuaca di Kalimantan Utara. (dokkorankaltara)

KORANKALTIM.COM, TARAKAN – Tak hanya di Kalimantan Timur, media sosial juga santer menyebutkan adanya sebaran belerang dioksida (SO2) di langit Kalimantan Utara efek dari letusan Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Namun berdasarkan pengamatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan, di Kaltara masih aman dari sebaran gas SO2 tersebut.

“Kami menerima informasi gunung Ruang meletus pada 18 April Pukul 00.28 Wita. Setelah itu kami secara berkala melakukan prosedur paper test di Bandara Juwata Tarakan untuk memastikan ada-tidaknya abu vulkanik dampak dari letusan Gunung Ruang,” jelas Kepala BMKG Tarakan, Muhammad Sulam Khilmi melansir dari Korankaltara.com Rabu (24/4/2024) hari ini.

Dari prosedur dua hari abu vulkanik tidak ditemukan di kawasan bandara. Penerbangan di Bandara Juwata pun tetap berlangsung namun untuk daerah yang berada di sekitar Gunung Ruang patut waspada.

“Yang ingin kami sampaikan adalah, kami belum memiliki alat ukur mendeteksi sulfur dioksida, karena tupoksi kami saat ini untuk mendeteksi abu vulkanik terkait dengan keselamatan penerbangan. Terkait cuaca ekstrem yang disebutkan dampak dari adanya SO2 di Kaltara, sehingga menyebabkan hujan lebat, petir, badai, dan lain sebagainya. Yang memiliki kewenangan untuk itu adalah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),” jelasnya.

Secara garis besar, SO2 adalah partikel yang sangat ringan, sehingga bisa mencapai ketinggian 10 kilometer. Sedangkan awan hujan berada di ketinggian antara 1-5 kilometer. “Memang secara sebaran lewat citra satelit itu anginnya ke arah barat. Tetapi ketinggiannya di atas 10 kilometer, sehingga tidak serta merta membahayakan. Kondisi di Kaltara aman,” tegasnya.

Cuaca Kaltara, yang akhir-akhir ini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat bukan dipengaruhi oleh adanya SO2 yang berasal dari Gunung Ruang yang erupsi pada 18 April lalu. Tetapi memang saat ini tren cuaca di Kaltara sedang basah atau intensitas hujan sedang hingga tinggi.

“Seminggu ke depan trennya masih berpotensi hujan lagi, dengan intensitas sedang hingga lebat. Di  Tarakan memang jarang sekali terjadi hujan merata, tetapi hujan secara parsial. Beda halnya di Malinau atau Bulungan, yang dominan hujan secara merata,”  tutup Sulam.


Editor: Aspian Nur

Belerang Dioksida dari Letusan Gunung Ruang Tak Sampai ke Kalimantan Utara

Rabu, 24/04/2024

M Sulam Khilmi saat menjelaskan kondisi cuaca di Kalimantan Utara. (dokkorankaltara)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.