SAMARINDA - Sebagai ibukota propinsi, Kota Samarinda menjadi titik arus masuk barang. Selain dari berbagai daerah di Indonesia juga dari manca negara. 

Arus masuk barang tersebut jika tidak dilakukan pengawasan maka bukan hanya berdampak pada kerugian negara, karena tidak bayar pajak atau cukai, tapi juga yang lebih penting masalah kesehatan dan generasi muda karena sebagian barang selundupan adalah narkoba. 

Dampak-dampak ini terungkap saat pertemuan Walikota Samarinda Syaharie Jaang dengan jajaran Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Samarinda yang dipimpin oleh Yudiyarto. 

Dalam kesempatan itu Yudiyarto menyampaikan perlunya sinergi antara Pemerintah Kota Samarinda dengan pihaknya terkait pengawasan arus masuk barang ke Samarinda. 

“Antara Pemkot dan kami perlu sinergi dan kerjasama dalam pengawasan barang masuk,” kata Yudiyarto. 

“Beberapa waktu lalu kami sudah melakukan pemusnahan barang ilegal seperti rokok, sebanyak 4 truk atau sekitar 4,5 juta batang rokok selain tidak pakai cukai yang merugikan negara juga pakai tembakau kadaluarsa yang bisa merusak kesehatan, dan barang-barang ilegal lain-lainnya,.” lanjutnya. 

Mendengar hal tersebut, Syaharie Jaang menyatakan siap membantu dan kerjasama akan perlunya kewaspadaan akan hal ini karena banyak kerugian yang dihasilkan. 

“Kita sangat dirugikan, selain merugikan negara karena tidak bayar cukai atau pajak juga membahayakan kesehatan karena memakai bahan-bahan yang berbahaya. 

Sudah merusak kesehatan warga kita juga yang membiayainya berobat,” kata Jaang,”, tegas Jaang. (ms/*)